Tampil cantik wajib bagi perempuan, tetapi sebaiknya tidak kosong dalam  berpenampilan. Perempuan harus menghargai dirinya di masa lalunya, saat  ini, dan masa depan. Kecantikan sejati lahir dari dalam diri perempuan  yang menghargai dirinya sepenuhnya.
Inilah konsep kecantikan  perempuan di mata perancang busana Era Soekamto. Era berbagi pengalaman  dari pekerjaannya menyeleksi perempuan cantik, tinggi, berpostur ideal  sebagai model catwalk untuk merepresentasikan busana rancangannya. Pengalaman ini Era sampaikan pada acara Femme Talks diadakan oleh Caring Colours Martha Tilaar, di Jakarta. 
Perempuan  perlu melengkapi dirinya dengan kualitas pribadi yang positif. Ia harus  mau terus berkembang, dengan tetap menghargai akarnya, latar  belakangnya. Supaya nantinya, perempuan tumbuh sebagai pribadi kuat  berkarakter, cantik lahir dan batin.
"Banyak jenis perempuan yang  saya temui. Kebanyakan perempuan mencari kebahagian dengan tampil  cantik. Namun perempuan berpenampilan bukan untuk menjadi cantik yang  komplit, tetapi menjadi cantik untuk orang lain," jelasnya. 
Agar  memiliki kecantikan yang lengkap, perempuan perlu menyeimbangkan sisi  spiritual, emosional, dan rasional dalam dirinya. Perempuan jangan mau  menjadi korban standarisasi kecantikan yang dibuat oleh industri. 
"Dari  kecil kita dididik melihat sosok putri, cantik, tinggi, putih berambut  panjang. Kita terbiasa melihat sosok perempuan ideal secara fisik  seperti J-Lo, bibir seksi seperti Angelina Jolie. Lalu sosok seperti ini  menjadi standar. Dan perempuan berlomba mencari kebahagiaan ini,  kecantikan yang artifisial," tuturnya sekaligus mengakui, "Saya sendiri  adalah korban standarisasi kecantikan seperti ini, dengan terlibat dalam  menyeleksi model catwalk berpostur ideal," akunya.
Kini  kembali kepada Anda, apakah Anda tampil cantik untuk orang lain, atau  sudah melengkapi kecantikan dengan memoles kepribadian secara utuh?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar