Makarizo keluarkan tren rambut 2011. (Foto: Adhini A)
RAMBUT, mungkin menjadi perhatian utama Anda dalam berpenampilan. Mengingat rambut adalah salah satu bagian tubuh yang sangat berpengaruh untuk penampilan, salah sedikit dapat merusak segalanya.
Untuk Anda yang mengaku aware pada penampilan, mengikuti tren penataan dan pewarnaan rambut, wajib hukumnya. Menjawab kebutuhan tersebut, Makarizo memaparkan tren rambut 2011 untuk Anda.
Dalam acara "Making The Trend 2011", Makarizo menampilkan
outlook hair trend 2011 yang merupakan kolaborasi bersama Gianluca Montebello melalui
cutting,
coloring, dan
style rambut yang dilatarbelakangi tren fesyen dunia serta melihat
inside market pasar Asia, Intercoiffure Mondial (ICD), dan Hair World yang dikemas dalam
preview 2011.
Group General Manager PT Makarizo Indonesia, Shierly Nangoy mengatakan, tren terbentuk dari kesepakatan bersama yang terinspirasi dari banyak hal seperti media,
hairdresser melalui
service salon,
cosmetic industry, atau
customer inside.
"Di tahun 2011, tren warna rambut masih dianungi oleh warna-warna bumi, cokelat, termasuk merah, hitam," kata Shierly dalam acara Making The Trend 2011 di The Hall, Senayan City, Jakarta, Kamis (25/11/2011).
Tak hanya warna-warna bumi saja yang akan menghiasi tren 2011, warna-warna tenang dan
fun juga masih mendominasi.
"Akan ada dua kutub (warna), mereka yang cenderung lebih tenang akan memilih warna cokelat, hitam. Sedangkan mereka yang lebih fun, akan memilih warna-warna merah dan tembaga," papar Shierly.
Jika tren pewarnaan 2011 yang dirumuskan Sherly akan dihiasi dua kutub, Italian International Hairdresser, Gianluca Montebello memilih warna tanah yang akan
booming.
"Untuk
trendsetter di 2011, warna
brown,
mahogany, ada campuran warna violet," tuturnya.
Sementara itu, sambung Gianluca, tren potongan rambut di tahun kelinci akan dihiasi model lurus.
"Untuk potongan rambut, kalau bicara internasional model lurus, bergelombang, tapi tetap lembut," imbuhnya.
Berbeda dengan Gianluca, Shierly memberikan gambaran tren potongan rambut di tahun mendatang akan lebih kaya kreativitas.
"Cenderung lebih banyak kreativitas, dengan poni, samping, penipisan. Model berpotongan
bob, tapi lebih variatif," tutup Shierly.
Tren Aksesori 2011, Personal & Ekspresif
Inilah aksesori yang akan populer di tahun 2011 (Foto: Getty Images)
LAYAKNYA wanita dan kecantikan, mode dan aksesori merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya menciptakan keterkaitan yang absolut.
Di mana ada mode, di situ ada aksesori. Ibarat pepatah, tanpa aksesori, mode bagaikan sayur tanpa garam. Kendati demikian, keduanya berkembang secara mandiri. Mode menciptakan trennya sendiri. Begitu juga dengan aksesori. Namun, keduanya berjalan seiringan, saling melengkapi.
Namun, pelaku industri mode lebih terfokus pada lini mode. Karena itu menjadikan perancang busana lebih banyak daripada desainer aksesori. Kecenderungan ini juga terjadi di Indonesia. Kasus yang banyak terjadi, desainer mode juga merangkap sebagai perancang aksesori yang menciptakan berbagai lini, seperti tas, sepatu, pernak-pernik, hingga perhiasan. Padahal, aksesori pun bisa menjadi celah tersendiri untuk digeluti secara profesional.
“Saat ini kebanyakan masih berupa hobi atau pekerjaan sampingan, tidak ditekuni secara total. Padahal, industri ini bisa menjadi celah baru yang menjanjikan,” ujar Zornia S Devi dari Femina Group.
Meski begitu, seperti halnya tren mode 2010 yang sudah mulai bergulir, tren aksesori pun ikut bergerak. Namun, tidak sespesifik tren mode, tahun depan nanti aksesori akan lebih bebas, ekspresif, tetapi tetap memiliki sentuhan personal. Hal tersebut diamini desainer aksesori Rinaldy A Yunardi. Menurut dia, tren aksesori pada tahun mendatang akan lebih variatif. “Rambu-rambu dalam berkarya, seperti arahan tren memang ada setiap tahun.
Namun, setiap desainer punya kewenangan untuk tidak mengadopsinya secara apa adanya. Perlu disaring lagi,” kata Rinaldi.
Dia menyatakan, tren tersebut akan lebih diterima bila memenuhi kebutuhan pasar. “Tidak boleh bila hanya mementingkan idealisme pribadi. Bagaimanapun pasar harus tetap diperhatikan,” sebut peraih “Nokia Award Accessories Designers of the Year” pada 2004 ini.
Dia juga menyebutkan, pengaruh gaya
art deco masih akan tetap ada, tetapi sentuhan gaya klasik seperti
art nouveau dan
victorian masih tetap akan bertahan. Begitu juga dengan nuansa tribal yang selama beberapa musim mendominasi
catwalk. “Gaya
art deco lebih berpihak pada sosok anak muda yang menampilkan warna-warna koktail,” kata Rinaldy. Dia juga menyebutkan, tahun depan nanti gaya simpel masih menjadi pilihan dengan model garis berbentuk vertikal ataupun horizontal ataupun bentuk kotak.
Sementara itu, citra feminin yang kerap disajikan dalam bentuk lengkung, ukiran, maupun motif bunga masih akan ada. “Gaya ini menjadi favorit wanita mapan,” paparnya.
Adapun pada awal tahun nanti, saat musim semi menyapa, warna-warna
eye catching menjadi pilihan para desainer. Hal ini diperlihatkan pada koleksi terbaru para desainer papan atas, mulai Alessandro Dell’Acqua, Lanvin, Chris Bins, hingga Chanel. Palet
fuschia, pink, kuning, merah, dan oranye menjadi
tone favorit.
Begitu juga dengan hijau, biru, dan ungu. Semuanya itu dikemas dalam gaya desain eklektik dengan ukuran yang tidak biasa, baik tipis maupun ekstrabesar. Untuk alas kaki,
strap heels menjadi gaya yang tidak akan bisa ditolak, terutama bila tampil dalam warna-warna permen yang memikat. Haknya pun tidak melulu
stiletto.
Chunky heels hingga hak pendek yang imut pun menjadi bisa menjadi alternatif. Lainnya,
flat sandals dengan gaya gladiator masih akan tetap ada kendati ditampilkan dalam gaya yang lebih halus.
Untuk tas,
tote bag berukuran besar masih akan menguasai tren. Gaya-gaya geometris dengan warna mentereng bisa menjadi pilihan, selain palet logam yang elegan. Rancangan bergaya sportif, layaknya bowling bag ataupun
sling bag dari kulit pun masih menjadi acuan gaya.
Sementara sisi eksotis akan semakin menonjol dengan aksesori bermaterial
exotic skin, seperti kulit ular maupun buaya.
Terakhir, untuk tren aksesori, titanium, platina, perak, tembaga, dan stainless menjadi material alternatif selain emas. Mereka yang ingin mengeluarkan aura etnik lagi
vintage, bisa menggunakan perhiasan dengan material tembaga bakar.
"Chic Lolita" Louis Vuitton Cruise Collection 2011
Louis Vuitton Cruise Collection (Foto: Sassisamblog)
MARC JACOBS mengambil tema "Chic Lolita" untuk cruise collection 2011 yang merupakan kombinasi gaya Hollywood
vintage ala 50-an, sentuhan
bohemian khas 70-an, bersama
signature style sticthing khas Louis Vuitton.
Motif
floral dalam warna-warna cerah merupakan hal pertama yang terlihat di
private preview Louis Vuitton Cruise Collection 2011 yang dihelat di Onfive Grand Hyatt, Jakarta, beberapa waktu lalu. Di dalam ruangan berlantai kayu, Louis Vuitton menghadirkan koleksi cruise terbaru berupa koleksi
apparel hingga aksesori.
"Seluruh koleksi ini akan kami hadirkan di toko pada Desember mendatang," ujar Public Relation Louis Vuitton Indonesia Cecilia King.
Cruise collection merupakan koleksi busana musim liburan akhir tahun yang diperuntukkan bagi mereka yang ingin berlibur ke daerah-daerah tropis nan cerah. Biasanya koleksi ini tersedia di butik selama musim liburan Natal (November–Januari).
Untuk cruise collection 2011, Marc Jacobs masih menghadirkan nuansa
vintage bagi Louis Vuitton. Namun, dikemas dalam gaya yang lebih ringan, manis, dan tentu saja
sophisticated dalam warna-warna ceria. Cecilia mengatakan, untuk koleksi cruise kali ini Marc Jacobs, sang direktur kreatif Louis Vuitton, punya inspirasi tersendiri.
"Untuk cruise collection kali ini, Marc Jacobs ingin menghadirkan nuansa para wanita yang terinspirasi dari yesterday's wardrobe," ujar Cecilia saat mengantar Seputar Indonesia dan beberapa media lain berkeliling, melihat koleksi nostalgia modern yang terinspirasi dari gaya busana tahun 50-an, 60-an, dan 70-an.
Louis Vuitton menawarkan beragam busana mulai
sundress,
summer coat, setelan, gaun
cocktail hingga celana berpotongan
highwaist. Hampir semua busana cruise ini hadir dengan warna-warna cerah, namun lembut yang menyerukan kata "pantai", layaknya pink muda, hijau, kuning, hingga biru laut.
Tidak hanya perpaduan warna yang menarik perhatian,ada hal yang menarik lainnya dari koleksi cruise ini. Teknik
overstitching yang menjadi ciri khas tas Louis Vuitton kini ikut diaplikasikan ke dalam koleksi busana.
"Gaya jahitan yang terlihat itu menunjukkan craftmanship dari Louis Vuitton," papar Cecilia.
Bukan hanya detail jahitan yang dipertunjukkan Marc Jacobs, melainkan juga aplikasi
hand made yang diterapkan pada gaun. Salah satu koleksi yang menarik perhatian adalah gaun berdetail
embroidery berwarna khaki dengan atasan kuning semitransparan yang dikenakan model Paula Verhoeven.
"Jika dilihat lebih dekat, bisa dilihat bahwa gaun ini sangat detail," kata Cecilia sembari memperlihatkan aplikasi bunga yang disematkan satu per satu serta "kantong" ikat pinggang yang tersembunyi di belakang gaun.
Lebih lanjut, Cecilia mengatakan bahwa Marc Jacobs selalu memperhatikan detail. "Selain terlihat cantik di luar, dia juga memperhatikan bagian dalam busana dengan lining-lining yang sempurna," tambah Cecilia.
Bahan seperti linen dan katun banyak digunakan untuk koleksi ini. Jika biasanya bahan
tweed terasa berat, tapi tidak untuk setelan berwarna kuning-kecokelatan yang ditawarkan oleh Louis Vuitton.
Bahan tweed yang digunakan tetap ringan dan antipanas, namun tidak menghilangkan sentuhan eksklusivitas dari busana tersebut.
Tidak hanya koleksi cruise,
preview koleksi yang dihelat di Onfive tersebut juga memperlihatkan beberapa koleksi istimewa dari Louis Vuitton. Seperti halnya koleksi kolaborasi dengan Sofia Coppola yang menghadirkan rangkaian aksesori bergaya timeless ataupun tas istimewa kolaborasi Louis Vuitton bersama pasangan Bono-Ali Hewson, pemilik label Edun.
Tas hasil kolaborasi kedua brand tersebut berupa tote bag dengan hiasan monogram Louis Vuitton yang dipercantik aksesori buatan tangan dari Kenya. Adapun hasil penjualan tas tersebut, begitu juga dengan pendapatan Bono dan Hewson dari pemotretan, seluruhnya akan disumbangkan bagi beberapa organisasi sosial dan lingkungan.
Priyo Oktaviano Kawinkan Banyak Budaya untuk 2011
PRIYO Oktaviano mengeksplorasi imajinasinya pada banyak kain nusantara dan style internasional untuk memberikan arahan tren 2011. Konsep multibudaya menjadi
spirit-nya kali ini.
Desainer yang dikenal dengan gaya rancangan modern, kosmopolitan, dan
edgy ini ‘menjelajahi’ Benua timur, seperti Tibet, India, dan China, lalu kembali ke Indonesia sebagai tema rancangannya untuk tren tahun depan. Cermin budaya Indonesia terbias pada kain nusantara yang digunakan, di antaranya blongsong Palembang, tenun ikat Bali, dan songket Bali. Sementara, budaya internasional khas China dan India terlihat pada
style busana.
“
Multiculture, ada
spirit China dari kimono, celana Mongol kayak India.
Multistyle. Koleksi
wearable, tapi
styling-nya saya buat sesuatu, lain dari yang lain,“ tuturnya kepada
okezone usai
trend show IPMI 2011 “Metamorphic“ di Plasa Bapindo, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, baru-baru ini.
Beberapa rancangan yang ditampilkan, seperti jaket,
simple dress, one shoulder dress, celana panjang, dan sebagainya dengan dominasi natural. Kesan
wearable (bisa digunakan untuk suasana
casual) diperlihatkan Priyo lewat penggunaan ikat pinggang, ikat kepala, topi, dan aksesori.
“Baju ini kalau
diprotolin (dilepas satu per satu -red), jadi lebih simpel. Lagipula, namanya tren, ya sasarannya lebih ke masyarakat. Baju ini bisa lebih dimultifungsikan, dipadu padan. Kalau (kain) saya angkat, saya kasih topi,
belt, kesannya lebih kasual,” imbuh pemilik
second line SPOUS ini.
Pada satu karya di pengujung
show, Priyo menampilkan
style kimono mirip karakter Oshin asal Jepang berbalut songkat Bali koleksi pribadi. Pemilik nama lengkap Stefanus Priyo Oktaviano Umar Slamet ini memang hobi mengoleksi kain Nusantara dan aksesori kuno alias
vintage.
“
Style Oshin, itu kainnya saya gulung lagi, saya simpan, makanya enggak saya gunting. Banyak kain kuno enggak saya gunting. Sayang, kain itu susah dibuatnya, bisa sampai setahun. Bisa seharga satu mobil. Tapi,
fashion is art, art is business, “ujarnya yang menyasar segmen
customer usia 20-40 tahun.
Proses perkenalan Priyo dengan kain nusantara bermula dari keterlibatannya dengan CTI (Cita Tenun Indonesia). Priyo mengemban tanggung jawab untuk membina pengrajin tenun di Bali. Sebagai desainer, ia bekerja sama dengan perancang tekstil untuk menularkan pengetahuan tentang proses pembuatan kain tradisional sehingga memperluas pemasarannya.
“Semua kain tradisional bisa digunakan, tergantung konsep desainer. Desainer harus cerdik. Lihat kain, motif, corak, dapat inspirasi,
feel, irama,
mood, semua mengalir aja. Indonesia itu kaya, karena punya banyak kain. Ini saja saya hanya gabungkan dua daerah, “ ujar desainer yang pernah terlibat dalam ajang fesyen internasional “Pret a Porter: The Heart of Fashion” di Paris, Prancis.
Secara spesifik, Priyo memapakarn tren 2011 akan bergaya etnik, minimalis,
discontraction (asimetrik), mini, dan lebih bermain pada volume. Dan warna yang akan in adalah
cobalt blue, putih gading, dan hitam.
Wanita Berani, Inspirasi Adesagi Kierana untuk 2011
BAGI Adesagi Kierana, tidak ada yang namanya salah kostum. Setiap orang bebas berekspresi lewat busana sesuai dengan karakternya.
Despololita, demikian tema yang diusung desainer muda berbakat ini untuk mengarahkan tren fesyen 2011. Tema merupakan perwujudan inspirasi sang desainer terhadap wanita kosmopolitan yang berani dalam berpenampilan. Keberanian tampil dalam padu padan warna cerah.
“Inspirasi saya adalah wanita yang berani tampil beda dan menjadi pusat perhatian. Saya suka main warna,“ katanya usai
trend show IPMI 2010 “Metamorphic“ di Plaza Bapindo, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, baru-baru ini.
Awalnya, inspirasi datang saat banyak komentar sekelompok wanita terhadap temannya seraya mengatakan, “Jangan sampai salah kostum“. Menurut pria berkulit putih ini, salah kostum alias saltum tidak ada dalam rumusan berbusana.
“Buat saya, enggak ada salah kostum. Kita bisa berdandan sesuai karakter, tergantung setiap orang mengarahkannya,“ tutur pemilik label “Adesagi Kierana“ ini.
Dalam dominasi gaya
tube dress dan rok mini, warna-warna yang muncul, di antaranya oranye, biru, pink, kuning, hitam, juga putih. Meski tak memakai kain nusantara, motif bunga di dalamnya menggunakan bordir kreasi pengrajin lokal.
“Saya memang enggak pakai kain nusantara, tapi kalau diperhatikan lagi, motif flower itu dibuat dari bordir yang dikerjakan pengrajin asal Tasik. Saya ingin seluruh mata dunia bisa menikmati,“ tutup pria berusia 33 tahun ini.
Keindahan Laut, Tren 2011 Barli Asmara
NUANSA laut dan pantai menjadi inspirasi Barli Asmara dalam rumusan tren 2011. Kalau sebelumnya banyak bermain dengan warna-warna
nude, Barli punya gebrakan baru untuk tahun mendatang.
Kecintaannya pada pantai, mulai dari terumbu karang, dasar laut, ikan, hingga aktivitas
diving dan
snorkeling menuntun desainer muda berbakat ini untuk mengangkatnya sebagai sumber inspirasi koleksi tren 2011. Warna-warni laut dihadirkan Barli dengan begitu apik pada
runway Trend Show IPMI 2011. Bisa dibilang, Barli bersama tim manajemennya sedikit menggeser ciri khas warna yang selama ini dominan dengan warna
nude.
“Setelah berunding dengan tim manajemen, tren tahun depan aku lebih main di warna. Rasanya
excited aku bisa mengeluarkan warna
shocking. Ini warna
shocking banget, daripada muncul lagi dengan warna-warna
nude,“ tutur Barli sebelum Trend show IPMI 2010 “Metamorphic“ di Plasa Bapindo, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, baru-baru ini.
Namun,
style Barli masih dekat dengan sesuatu yang simpel, seperti
cute dress, one shoulder, skirt, dan sebagainya dengan desain struktural lewat penempatan detail, serta pemakaian kain nusantara seperti batik Madura dan batik solo. Detail tidak dihadirkan terlalu banyak mengingat warna yang digunakan sudah variatif.
“Enggak mau ribet, enggak pakai aksesori. Baju sudah
too much,” tukas desainer yang dua tahun berturut-turut terlibat dalam Jakarta Fashion Week (JFW) ini.
Ditambahkan pria bertubuh mungil ini, target market tak akan berubah meski tren barunya hadir dengan ragam warna.
“Enggak ada perubahan. Walaupun berubah warna, detail tak akan berubah. Bisa untuk usia 17-40 tahun, tergantung mengaplikasikannya. Detail sesuai usia,” ujarnya yang tengah fokus mempersiapkan lini koleksi pria dan
wedding.
Dengan gebrakan barunya, Barli mengaku tidak memiliki kekhawatiran jika pencinta rancangannya akan berpaling.
“Alhamdulllah enggak. Nah itu, Barli suka merasa,
better plain. Tapi, tim bisa memberikan semangat bahwa Barli bisa menampilkan (beragam) warna. Ternyata, di warna
shocking pun aku bisa. Desain agak
shock karena aku mau bermain dengan
printing. Ini bisa dipakai orang yang kulit gelap. Mereka (baju) jadi kelihatan hidup kok,“ ujar Barli yang merasa rileks mempersiapkan
trend show pertamanya ini.
Metamorphic, Rumusan Tren Fashion IPMI 2011
PENGUNJUNG 2010 segera tiba. Desainer Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) telah mencetuskan rumusan tren 2011 yang ditunggu-tunggu untuk menjadi acuan bagi pelaku, pemerhati, dan pencinta mode Tanah Air.
Globalisasi telah semakin dalam menjamah ranah mode. Sebagai dampaknya, inspirasi tren 2011 diambil dari seluruh penjuru dunia, penggerak industri mode pun merambah berbagai negara untuk memeroleh nuansa baru, seperti tampak pada
trend show IPMI 2011 yang digelar di Plasa Bapindo, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (27/10/2010) malam.
Para pelaku mode pun mesti siap beradaptasi dengan segala perubahan, dan menjadi pembuat
statement trend yang mudah diserap pasar domestik maupun internasional. Inilah yang kemudian dipahami IPMI untuk merangkumnya dalam sebuah tema
trend show IPMI 2011 bertajuk “Metamorphic”.
Di bawah tema besar “Metamorphic”, ada tiga subtema sebagai acuan perubahan wajah mode Tanah Air tahun mendatang.
Asialicious sebagai penggambaran ranah Asia yang kaya warna, multietnis, dan multikultural yang kini memegang peranan penting terhadap tren global.
Retrofuture merupakan harmonisasi masa kini dan masa depan, dimana jaman sebelum dan setelah era teknologi kini membaur. Sementara
Neorealis adalah hilangnya batas imaji dan realita, konsep rancangan yang
out of the box, mengubah mimpi menjadi nyata. Tema-tema tersebut dijadikan
statement trend 2011 yang cocok untuk iklim Indonesia, lebih rapih sekaligus terintegrasi dengan mantap.
Delapan desainer unjuk gigi memamerkan 12 koleksi dengan beragam inspirasinya. Adesagi Kierana dan Barli Asmara masing-masing menghadirkan koleksi bertajuk
Despololita dan
My Dreams untuk mengawali langkah mereka dalam organisasi mode IPMI. Dengan karya yang lekat dengan nuansa etnik, koleksi Carmanita bertajuk
Sensation memperkaya khasanah mode Indonesia, bersama dengan
Royal Drama karya Era Soekamto yang terinspirasi dari kehidupan dan dinamikanya.
Sementara, Priyo Oktaviano merangkum koleksinya dengan judul
Perle de L’est, untuk menampilkan kilau dunia timur. Gelaran nuansa Asia juga memberi nafas bagi koleksi Tuty Cholid dengan tajuk
Potraits of Exotica, sedangkan semburat warna-warni bunga menginspirasi koleksi Sutanto Danuwidjaja dalam tajuk
Passion of Flowers. Dan, berkiblat pada helatan mode internasional, Tri Handoko menampilkan koleksi
Tri Handoko Resort 2011, suatu koleksi tentang perjalanan inspirasinya.
Penggunaan kain nusantara masih mendominasi berbagai karya yang disajikan dengan
style belahan dunia lain sebagai jawaban atas perkembangan pasar global. Beberapa kain yang digunakan, seperti tenun ikat Bali, tenun ikat Makassar, batik Solo, bordir Tasik, batik Madura, batik Jawa Hokokai, blongsong Palembang, songket Palembang, songket Bali, dan sebagainya. Sementara, warna yang diramal bakal tren pada 2011, di antaranya hitam, pink, hijau, magenta, kuning kecokelatan, cokelat, biru, dan putih.
Perubahan sering kali terjadi pada saat-saat terakhir. Karya salah satu desainer senior IPMI, Stephanus Hamy urung disajikan dalam pergelaran
trend show IPMI 2011. Desainer yang meluncurkan label “Stephanus Hamy” pada 1984 ini, menyesalkan kondisi kesehatan yang tidak memungkinkannya berpartisipasi dalam “Metamorphic”.
Susan Budihardjo Ungkap Tren Mode 2011
Susan Budiharjo ungkap tren mode 2011 (Foto: Andika Pradipta)
SETIAP pergantian tahun, selalu digulirkan tren rambut dan busana. Karenanya, pergantian tahun selalu menjadi isu yang paling hangat di kalangan para desainer.
Menjelang akhir tahun 2010, tak sedikit desainer yang telah memprediksi tren untuk tahun mendatang. Salah satunya, perancang sekaligus pemilik sekolah mode ternama di Tanah Air, Susan Budihardjo. Susan menilai tren tahun 2011 dipengaruhi dengan unsur tekno.
"Bicara mengenai tren, sebenarnya tren setiap tahun dibagi dalam beberapa bagian. Cuma tergantung dari kitanya saja, mana yang rasanya kita rasa lebih sesuai. Untuk tren tahun depan, saya melihat sebenarnya lebih sedikit mengarah ke tekno karena sesuai juga dengan perkembangan zaman," papar Susan saat ditemui
okezone di Hotel Mulia baru-baru ini.
Mengenai tekno yang dimaksud, Susan menilai busana yang diciptakan harus membuat pemakainya tampak energik.
"Tekno di sini tidak sekadar busana yang modern, ringan dan
wearable, melainkan juga penuh dengan kesan energik. Bahwa yang memakai baju itu sangat bergaya muda, terlihat enerjik, dan
smart. Jadi, wanita sekarang kan pakai baju tidak mau yang kesannya hanya seksi semata. Jadi, tren tahun depan menurut saya yang lebih bergaris modern dan lebih praktis dan itu yang dicari para wanita," ucapnya.
Mengenai pengaruh kuat fesyen, Susan menyebut negara matahari, Jepang sering menjadi acuan fesyen Asia.
"Untuk Asia seperti Jepang, pengaruh fesyennya memang kuat sekali, diikuti dengan negara-negara lain," ungkapnya.
Berkaitan dengan tren 2011, Susan pun menyebutkan berbagai warna yang akan menjadi tren di 2011 di antaranya warna hitam, putih, dan warna kontras lainnya.
"Hitam putih masih ada, warna kontras pun masih ada, untuk warna memang lebih beragam," tutupnya.