Setelah kurang lebih 1 bulan lulus dari Universitas Trisakti, banyak teman-teman yang IPK nya jauh diatas saya bertanya yang awalnya "hai, apa kabar? "hello" kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan "kerja dimana sekarang?" "digaji berapa" dan lain-lain sebagainya. Lalu kenapa pekerjaan saya dan gaji saya dijadikan standard mereka bahwa seakan-akan "IPK gue kan lebih tinggi dari dia, kok kerja dan gajinya lebih bagus dia dari pada gue". Hahahaa...
I am
just an ordinary person who is always trying to achieve success with the
ability to learn and does'nt compare the abilities of others, I'm not
smart but have the ability. Dimana tempat kalian bekerja dan di gaji berapa itu bukan menjadi standard kesuksesan. Kesuksesan itu adalah ketika kalian mencapai impian yang kalian inginkan. Jadi ibu rumah tangga itu juga bisa dibilang sukses, kenapa engga? kalo memang itu adalah impian. Dan jangan pernah merasa bahwa IPK tinggi adalah standard tempat kerja dan gaji. Dalam dunia kerja yang paling diutamakan adalah pengalaman. IPK juga diutamakan, tapi pengalaman dan memiliki IPK diatas 3,00 itu lebih diutamakan. Jadi semua tergantung dari usaha kita sendiri. Kalo IPK 3,5 ke atas tapi belum punya pengalaman dan ketika lulus memilih-memilih pekerjaan apa lagi kalo selalu membandingkan IPK orang lain yang lebih kecil. Itu hanya buat kalian menjadi manusia sombong, iri dan dengki. Saat kita masuk kuliah, kita semua sama. Belajar bersama dan ilmu yang didapat pun sama porsinya. Yang membedakan adalah usaha. Bukan pintar atau IPK tinggi. Lagi pula pekerjaan saya saat ini bukanlah kesuksesan saya, tapi ini adalah awal untuk menuju kesuksesan saya. jadi intinya saya belum sukses, tapi lagi menuju sukses. Dan kalian yang IPK nya jauh diatas saya, jadilah manusia yang rendah hati dan tetap berusaha tanpa harus membandingkan kemampuan orang lain. Karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, jadi mau IPK tinggi atau cum laude sekalipun tetaplah kita semua hanya manusia biasa yang memiliki kekurangan. Yang membedakan adalah usaha. Karena saya percaya usaha itu ga pernah sia-sia :)
Rabu, 19 Juni 2013
Tak Selamanya IPK Standard Kemampuan standard
Kamis, 13 Juni 2013
Cinta Itu Kamu
Ketika cinta diuji, siapakah yang akan bertahan? Ketika cinta ada tapi kau menganggapnya tak ada, apa yang harus kau lakukan? Ketika cinta itu percaya, apa yang harus kau jaga? Ketika cinta itu tak mudah dimengerti, apa yang harus kau pelajari? Ketika cinta bersalah, apa yang harus kau maafkan? Ketika cinta itu sepi, kepada siapakah kau mencari keramaian cinta? Ketika cinta itu indah, tak seharusnya kau buat kelam. Cinta itu saling mencari, ketika sudah tak terlihat lagi. Cinta itu percaya. Cinta itu sabar. Cinta itu menerima kekurangan. Cinta itu sangat berharga walau hanya setetes air tawar diantara air laut. Cinta itu tetap merindukan. Cinta itu tetap sayang. Cinta itu tetap bertahan, apapun kondisinya. Cinta itu tak mudah berpaling. Cinta itu tak akan pernah melepaskan tanganmu. Cinta itu selalu merangkulmu. Cinta itu jatuh bersama dan bangkit bersama. Cinta itu selalu memaafkan. Cinta itu tak pernah meninggalkan. Cinta itu tak pernah padam. Cinta itu selalu tentang dirimu. Cinta itu masa depan. Cinta itu tulus. Cinta itu bersyukur. Cinta itu harapan. Cinta itu pengorbanan. Cinta itu cerita. Cinta itu sejarah. Cinta itu abadi. Cinta itu kamu... PHNL
TO lovE sOmEoNe iS nOthiNg, TO bE LoVed by sOmeOne iS sOmEtHiNk, TO bE LoVed by sOmEoNe is eXciTing, BUt to bE LovEd by tHe LovEr is EveryThiNg!!
TO lovE sOmEoNe iS nOthiNg, TO bE LoVed by sOmeOne iS sOmEtHiNk, TO bE LoVed by sOmEoNe is eXciTing, BUt to bE LovEd by tHe LovEr is EveryThiNg!!
Senin, 10 Juni 2013
Catatan Kecil Untuk Tuhan
Ya Allah... Maafkan aku yang sebelumnya tidak mensyukuri pemberian Mu... Aku merasa sombong akan keberuntunganku yang sekarang hilang karena sikapku. Kesulitan ini membuat aku sadar bahwa keberuntunganku adalah milik Mu yang bisa kapan saja Engkau mengambilnya... Maafkan aku ya Allah... Engkau Maha Pengampun. Mulai hari ini, aku mau terus curhat dengan Mu Ya Allah setiap lima waktu dan akan bersykur dengan pemberian Mu saat ini. Terimakasih Ya Allah Engkau masih menegurku sebelum aku terlarut jauh menikmati kenikmatan Mu tanpa bersyukur pada Mu :'(
-Putra Pogogul Mbt-
Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu. Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar.
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit. Di masa itulah kamu tumbuh.
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu. Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang.
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru. Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu.
Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat. Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga.
Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih. Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan.
Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik. Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut.
Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif. Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah bagimu.
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit. Di masa itulah kamu tumbuh.
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu. Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang.
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru. Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu.
Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat. Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga.
Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih. Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan.
Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik. Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut.
Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif. Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah bagimu.
-Putra Pogogul Mbt-
Senin, 03 Juni 2013
Kevin Balot, Transgender from Philipine
Kevin Balot of Philippines reacts as she wins Miss International Queen
2012 beauty pageant held on November 2, 2012 in Pattaya, Thailand.
The first Runner-Up went to Jessika Simoes of Brazil, with Imanni da Silva of Angola, Panvilas Mongkol of Thailand, Michelle Montecarlo & Miriam Jimenez from the Philippines placing Second Runners-Up.
It is also dubbed as the Miss Universe for transvestites and transgenders, whose aim is to empower transgenders, promote GLBT rights and provide a venue for showcasing their talents.
Balot bested 20 other contestants from 15 countries in the annual
pageant for transvestites winning the 10,000 US Dollars cash prize and
an expensive crown. Balot, a nursing graduate from Far Eastern
University, will receive $10,000 (Bt310,000) and other prizes and gifts.
She gave an impressive performance during the question and answer
segment in the final round, which helped clinch the crown. 21
contestants from 15 countries dazzled at the Miss International Queen
2012 pageant held in Thailand s seaside resort Pattaya on Friday, vying
for the crown in the annual competition for transvestites.
The final contestants were selected from more than a hundred entries
from nearly 30 countries, and one contestant said the competition
offered transvestites and transgenders a chance to show off their
potentials.
Balot said after the pageant, “I’m very proud to be the first here, and I hope my dad will accept me. Because in the family I’m the only boy, and my dad has big expectations of me. I made it. I won the International Queen Pageant, and I believe that my dad will accept me not only as his son but also as his daughter.”
The first Runner-Up went to Jessika Simoes of Brazil, with Imanni da Silva of Angola, Panvilas Mongkol of Thailand, Michelle Montecarlo & Miriam Jimenez from the Philippines placing Second Runners-Up.
It is also dubbed as the Miss Universe for transvestites and transgenders, whose aim is to empower transgenders, promote GLBT rights and provide a venue for showcasing their talents.
Kevin Balot of Philippines reacts as she wins Miss International Queen 2012 beauty pageant held on November 2, 2012 in Pattaya, Thailand. |
Kevin Balot of Philippines reacts as she wins Miss International Queen 2012 beauty pageant held on November 2, 2012 in Pattaya, Thailand. |
Kevin Balot of Philippines reacts as she wins Miss International Queen 2012 beauty pageant held on November 2, 2012 in Pattaya, Thailand. |
Kevin Balot of Philippines reacts as she wins Miss International Queen 2012 beauty pageant held on November 2, 2012 in Pattaya, Thailand. |
Kevin Balot of Philippines reacts as she wins Miss International Queen 2012 beauty pageant held on November 2, 2012 in Pattaya, Thailand. |
Balot said after the pageant, “I’m very proud to be the first here, and I hope my dad will accept me. Because in the family I’m the only boy, and my dad has big expectations of me. I made it. I won the International Queen Pageant, and I believe that my dad will accept me not only as his son but also as his daughter.”
Kevin Balot of Philippines reacts as she wins Miss International Queen 2012 beauty pageant held on November 2, 2012 in Pattaya, Thailand. |
Kevin Balot of Philippines reacts as she wins Miss International Queen 2012 beauty pageant held on November 2, 2012 in Pattaya, Thailand. |
Kamis, 30 Mei 2013
Really Inspire Ad
This is one of my favorite ads and very inspiring. For all woman in the world... For all woman who read my blog :)
I feel fat because I have a height 158 cm and weight 60 kg,hehe... And I have big forehead and prominent cheekbones. And I feel my eyes not beauty without makeup. But... Stop with all the thing that... Maybe I just realized what we think is bad is not necessarily bad for others. And from now, we should use the time to be more appreciate what is on ourselves than on always see what is missing from ourselves, because You are more beautiful than you think!
I feel fat because I have a height 158 cm and weight 60 kg,hehe... And I have big forehead and prominent cheekbones. And I feel my eyes not beauty without makeup. But... Stop with all the thing that... Maybe I just realized what we think is bad is not necessarily bad for others. And from now, we should use the time to be more appreciate what is on ourselves than on always see what is missing from ourselves, because You are more beautiful than you think!
Sabtu, 04 Mei 2013
Graduation
Alhamdulillah... Tiada henti ku mengucap syukur kepada Mu ya Allah... Sempurnanya hari ini. Hari bahagia bersama orang-orang tercinta. Thanks God... Thanks my mom, my dad, my grandmom and all my family... I love you so much! Thanks to my lovely Pahlevy... I love you and you make my happines complete :')
Semoga saya mengamalkan apa yang telah saya pelajari dan bermanfaat bagi orang banyak serta pengabdian bagi negeri ini untuk memajukan perekonomian di Indonesia, amin...
Semoga saya mengamalkan apa yang telah saya pelajari dan bermanfaat bagi orang banyak serta pengabdian bagi negeri ini untuk memajukan perekonomian di Indonesia, amin...
Senin, 29 April 2013
Selasa, 23 April 2013
Mengapa Harus Kartini?
Ada yang menarik pada Jurnal Islamia
(INSISTS-Republika) edisi 9 April 2009 lalu. Dari empat halaman jurnal
berbentuk koran yang membahas tema utama tentang Kesetaraan Gender, ada
tulisan sejarawan Persis Tiar Anwar Bahtiar tentang Kartini. Judulnya:
Mengapa Harus Kartini?
Sejarawan yang menamatkan magister
bidang sejarah di Universitas Indonesia ini mempertanyakan: Mengapa
Harus Kartini? Mengapa setiap 21 April bangsa Indonesia memperingati
Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak
ditokohkan dan diteladani dibandingkan Kartini?
Menyongsong tanggal 21 April 2009
kali ini, sangatlah relevan untuk membaca dan merenungkan artikel yang
ditulis oleh Tiar Anwar Bahtiar tersebut. Tentu saja, pertanyaan
bernada gugatan seperti itu bukan pertama kali dilontarkan sejarawan.
Pada tahun 1970-an, di saat kuat-kuatnya pemerintahan Orde Baru, guru
besar Universitas Indonesia, Prof. Dr. Harsja W. Bachtiar pernah
menggugat masalah ini. Ia mengkritik ‘pengkultusan’ R.A. Kartini sebagai
pahlawan nasional Indonesia.
Dalam buku Satu Abad Kartini
(1879-1979), (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1990, cetakan ke-4),
Harsja W. Bahtiar menulis sebuah artikel berjudul Kartini dan Peranan
Wanita dalam Masyarakat Kita. Tulisan ini bernada gugatan terhadap
penokohan Kartini. Kita mengambil alih Kartini sebagai lambang
emansipasi wanita di Indonesia dari orang-orang Belanda. Kita tidak
mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yang
mengembangkannya lebih lanjut, tulis Harsja W. Bachtiar, yang menamatkan
doktor sosiologinya di Harvard University.
Harsja juga menggugat dengan halus,
mengapa harus Kartini yang dijadikan sebagai simbol kemajuan wanita
Indonesia. Ia menunjuk dua sosok wanita yang hebat dalam sejarah
Indonesia. Pertama, Sultanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan
Berdaulat dari Aceh
dan kedua, Siti Aisyah We Tenriolle dari Sulawesi Selatan.
Anehnya, tulis Harsja, dua wanita itu tidak masuk dalam buku Sejarah
Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
1978), terbitan resmi Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Tentu saja
Kartini masuk dalam buku tersebut.
Sultanah Safiatuddin dari Kesultanan Aceh |
Datu ( Ratu ) Siti Aisyah We Tenriolle |
Padahal, papar Harsja, kehebatan dua
wanita itu sangat luar biasa. Sultanah Safiatudin dikenal sebagai sosok
yang sangat pintar dan aktif mengembangkan ilmu pengatetahuan. Selain
bahasa Aceh dan Melayu, dia menguasai bahasa Arab, Persia, Spanyol dan
Urdu. Di masa pemerintahannya, ilmu dan kesusastraan berkembang pesat.
Ketika itulah lahir karya-karya besar dari Nuruddin ar-Raniry, Hamzah
Fansuri, dan Abdur Rauf.
Ia juga berhasil menampik usaha-usaha
Belanda untuk menempatkan diri di daerah Aceh. VOC pun tidak berhasil
memperoleh monopoli atas perdagangan timah dan komoditi lainnya.
Sultanah memerintah Aceh cukup lama, yaitu 1644-1675. Ia dikenal sangat
memajukan pendidikan, baik untuk pria maupun untuk wanita.
Tokoh wanita kedua yang disebut
Harsja Bachriar adalah Siti Aisyah We Tenriolle. Wanita ini bukan hanya
dikenal ahli dalam pemerintahan, tetapi juga mahir dalam kesusastraan.
B.F. Matthes, orang Belanda yang ahli sejarah Sulawesi Selatan, mengaku
mendapat manfaat besar dari sebuah epos La-Galigo, yang mencakup lebih
dari 7.000 halaman folio. Ikhtisar epos besar itu dibuat sendiri oleh
We Tenriolle. Pada tahun 1908, wanita ini mendirikan sekolah pertama di
Tanette, tempat pendidikan modern pertama yang dibuka baik untuk
anak-anak pria maupun untuk wanita.
Penokohan Kartini Pilihan Belanda
Penelusuran Prof. Harsja W. Bachtiar
terhadap penokohan Kartini akhirnya menemukan kenyataan, bahwa Kartini
memang dipilih oleh orang Belanda untuk ditampilkan ke depan sebagai
pendekar kemajuan wanita pribumi di Indonesia. Mula-mula Kartini
bergaul dengan Asisten-Residen Ovink suami istri. Adalah Cristiaan
Snouck Hurgronje, penasehat pemerintah Hindia Belanda, yang mendorong
J.H. Abendanon, Direktur Departemen Pendidikan, Agama dan Kerajinan,
agar memberikan perhatian pada Kartini tiga bersaudara.
Harsja menulis tentang kisah ini:
Abendanon mengunjungi mereka dan kemudian menjadi semacam sponsor bagi
Kartini. Kartini berkenalan dengan Hilda de Booy-Boissevain, istri
ajudan Gubernur Jendral, pada suatu resepsi di Istana Bogor, suatu
pertemuan yang sangat mengesankan kedua belah pihak.
Ringkasnya, Kartini kemudian
berkenalan dengan Estella Zeehandelaar, seorang wanita aktivis gerakan
Sociaal Democratische Arbeiderspartij (SDAP). Wanita Belanda ini
kemudian mengenalkan Kartini pada berbagai ide modern, terutama mengenai
perjuangan wanita dan sosialisme. Tokoh sosialisme H.H. van Kol dan
penganjur Haluan Etika C.Th. van Deventer adalah orang-orang yang
menampilkan Kartini sebagai pendekar wanita Indonesia.
Lebih dari enam tahun setelah Kartini
wafat pada umur 25 tahun, pada tahun 1911, Abendanon menerbitkan
kumpulan surat-surat Kartini dengan judul Door Duisternis tot Lich.
Kemudian terbit juga edisi bahasa Inggrisnya dengan judul Letters of a
Javaness Princess. Beberapa tahun kemudian, terbit terjemahan dalam
bahasa Indonesia dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah
Pikiran (1922).
Dua tahun setelah penerbitan buku
Kartini, Hilda de Booy-Boissevain mengadakan prakarsa pengumpulan dana
yang memungkinkan pembiayaan sejumlah sekolah di Jawa Tengah. Tanggal
27 Juni 1913, didirikan Komite Kartini Fonds, yang diketuai C.Th. van
Deventer. Usaha pengumpulan dana ini lebih memperkenalkan nama Kartini,
serta ide-idenya pada orang-orang di Belanda.
Harsja Bachtriar kemudian mencatat :
Orang-orang Indonesia di luar lingkungan terbatas Kartini sendiri,
dalam masa kehidupan Kartini hampir tidak mengenal Kartini dan mungkin
tidak akan mengenal Kartini bilamana orang-orang Belanda ini tidak
menampilkan Kartini ke depan dalam tulisan-tulisan,
percakapan-percakapan maupun tindakan-tindakan mereka.
Karena itulah, simpul guru besar UI
tersebut : Kita mengambil alih Kartini sebagai lambang emansipasi
wanita di Indonesia dari orang-orang Belanda. Kita tidak mencipta
sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yang
mengembangkannya lebih lanjut.
Harsja mengimbau agar informasi
tentang wanita-wanita Indonesia yang hebat-hebat dibuka seluas-luasnya,
sehingga menjadi pengetahuan suri tauladan banyak orang. Ia secara
halus berusaha meruntuhkan mitos Kartini. Dan, bilamana ternyata bahwa
dalam berbagai hal wanita-wanita ini lebih mulia, lebih berjasa
daripada R.A. Kartini, kita harus berbangga bahwa wanita-wanita kita
lebih hebat daripada dikira sebelumnya, tanpa memperkecil penghargaan
kita pada RA Kartini.
Dalam artikelnya di Jurnal Islamia
(INSISTS-Republika, 9/4/2009), Tiar Anwar Bahtiar juga menyebut
sejumlah sosok wanita yang sangat layak dimunculkan, seperti Dewi
Sartika di Bandung dan Rohana Kudus di Padang (kemudian pindah ke
Medan). Dua wanita ini pikiran-pikirannya memang tidak sengaja
dipublikasikan. Tapi yang mereka lakukan lebih dari yang dilakukan
Kartini. Berikut ini paparan tentang dua sosok wanita itu, sebagaimana
dikutip dari artikel Tiar Bahtiar.
Dewi Sartika dan Rohana Kudus
Dewi Sartika (1884-1947) bukan hanya
berwacana tentang pendidikan kaum wanita. Ia bahkan berhasil mendirikan
sekolah yang belakangan dinamakan Sakola Kautamaan Istri (1910) yang
berdiri di berbagai tempat di Bandung dan luar Bandung. Rohana Kudus
(1884-1972) melakukan hal yang sama di kampung halamannya. Selain
mendirikan Sekolah Kerajinan Amal Setia (1911) dan Rohana School (1916),
Rohana Kudus bahkan menjadi jurnalis sejak di Koto Gadang sampai saat
ia mengungsi ke Medan. Ia tercatat sebagai jurnalis wanita pertama di
negeri ini.
Kalau Kartini hanya menyampaikan
ide-idenya dalam surat, mereka sudah lebih jauh melangkah: mewujudkan
ide-ide dalam tindakan nyata. Jika Kartini dikenalkan oleh Abendanon
yang berinisiatif menerbitkan surat-suratnya, Rohana menyebarkan idenya
secara langsung melalui koran-koran yang ia terbitkan sendiri sejak
dari Sunting Melayu (Koto Gadang, 1912), Wanita Bergerak (Padang),
Radio (padang), hingga Cahaya Sumatera (Medan).
Bahkan kalau melirik kisah-kisah Cut
Nyak Dien, Tengku Fakinah, Cut Mutia, Pecut Baren, Pocut Meurah Intan,
dan Cutpo Fatimah dari Aceh, klaim-klaim keterbelakangan kaum wanita di
negeri pada masa Kartini hidup ini harus segera digugurkan. Mereka
adalah wanita-wanita hebat yang turut berjuang mempertahankan
kemerdekaan Aceh dari serangan Belanda.
Tengku Fakinah, selain ikut berperang
juga adalah seorang ulama-wanita. Di Aceh, kisah wanita ikut berperang
atau menjadi pemimpin pasukan perang bukan sesuatu yang aneh. Bahkan
jauh-jauh hari sebelum era Cut Nyak Dien dan sebelum Belanda datang ke
Indonesia, Kerajaan Aceh sudah memiliki Panglima Angkatan Laut wanita
pertama, yakni Malahayati.
Mengapa Kartini, bukannya Rohana Kudus atau Cut Nyak Dien, dll?
Jadi, ada baiknya bangsa Indonesia
bisa berpikir lebih jernih: Mengapa Kartini? Mengapa bukan Rohana Kudus?
Mengapa bukan Cut Nyak Dien? Mengapa Abendanon memilih Kartini? Dan
mengapa kemudian bangsa Indonesia juga mengikuti kebijakan itu? Cut Nyak
Dien tidak pernah mau tunduk kepada Belanda.
Ia tidak pernah menyerah dan berhenti
menentang penjajahan Belanda atas negeri ini. Meskipun aktif berkiprah
di tengah masyarakat, Rohana Kudus juga memiliki visi keislaman yang
tegas. Perputaran zaman tidak akan pernah membuat wanita menyamai laki-laki. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan dan kewajibannya.
Yang harus berubah adalah wanita
harus mendapat pendidikan dan perlakukan yang lebih baik. Wanita harus
sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat
beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu
pengetahuan, begitu kata Rohana Kudus.
Snouck Hurgronje
Seperti diungkapkan oleh Prof. Harsja
W. Bachtiar dan Tiar Anwar Bahtiar, penokohan Kartini tidak terlepas
dari peran Belanda. Harsja W. Bachtiar bahkan menyinggung nama Snouck
Hurgronje dalam rangkaian penokohan Kartini oleh Abendanon. Padahal,
Snouck adalah seorang orientalis Belanda yang memiliki kebijakan
sistematis untuk meminggirkan Islam dari bumi Nusantara. Pakar sejarah
Melayu, Prof. Naquib al-Attas sudah lama mengingatkan adanya upaya yang
sistematis dari orientalis Belanda untuk memperkecil peran Islam dalam
sejarah Kepulauan Nusantara.
Dalam bukunya, Islam dalam Sejarah
dan Kebudayaan Melayu ((Bandung: Mizan, 1990, cet. Ke-4), Prof. Naquib
al-Attas menulis tentang masalah ini:
Kecenderungan ke arah memperkecil peranan Islam dalam sejarah Kepulauan ini, sudah nyata pula, misalnya dalam tulisan-tulisan Snouck Hurgronje pada akhir abad yang lalu. Kemudian hampir semua sarjana-sarjana yang menulis selepas Hurgronje telah terpengaruh kesan pemikirannya yang meluas dan mendalam di kalangan mereka, sehingga tidak mengherankan sekiranya pengaruh itu masih berlaku sampai dewasa ini.
Apa hubungan Kartini dengan Snouck Hurgronje? Dalam sejumlah suratnya kepada Ny. Abendanon, Kartini memang beberapa kali menyebut nama Snouck. Tampaknya, Kartini memandang orientalis-kolonialis Balanda itu sebagai orang hebat yang sangat pakar dalam soal Islam. Dalam suratnya kepada Ny. Abendanon tertanggal 18 Februari 1902, Kartini menulis:
Salam, Bidadariku yang manis dan baik!… Masih ada lagi suatu permintaan penting yang hendak saya ajukan kepada Nyonya. Apabila Nyonya bertemu dengan teman Nyonya Dr. Snouck Hurgronje, sudikah Nyonya bertanya kepada beliau tentang hal berikut: Apakah dalam agama Islam juga ada hukum akil balig seperti yang terdapat dalam undang-undang bangsa Barat?
Ataukah sebaiknya saya memberanikan diri langsung bertanya kepada beliau? Saya ingin sekali mengetahui sesuatu tentang hak dan kewajiban perempuan Islam serta anak perempuannya. (Lihat, buku Kartini: Surat-surat kepada Ny. R.M. Abendanon-Mandri dan Suaminya, (penerjemah: Sulastin Sutrisno), (Jakarta: Penerbit Djambatan, 2000), hal. 234-235).
Melalui bukunya, Snouck Hurgronje en Islam (Diindonesiakan oleh Girimukti Pusaka, dengan judul Snouck Hurgronje dan Islam, tahun 1989), P.SJ. Van Koningsveld memaparkan sosok dan kiprah Snouck Hurgronje dalam upaya membantu penjajah Belanda untuk menaklukkan Islam.
Mengikuti jejak orientalis Yahudi, Ignaz Goldziher, yang menjadi murid para Syaikh al-Azhar Kairo, Snouck sampai merasa perlu untuk menyatakan diri sebagai seorang muslim (1885) dan mengganti nama menjadi Abdul Ghaffar. Dengan itu dia bisa diterima menjadi murid para ulama Mekkah. Posisi dan pengalaman ini nantinya memudahkan langkah Snouck dalam menembus daerah-daerah Muslim di berbagai wilayah di Indonesia.
Menurut Van Koningsveld, pemerintah kolonial mengerti benar sepak terjang Snouck dalam penyamarannya sebagai Muslim. Snouck dianggap oleh banyak kaum Muslim di Nusantara ini sebagai ulama. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai Mufti Hindia Belanda. Juga ada yang memanggilnya Syaikhul Islam Jawa.
Padahal, Snouck sendiri menulis tentang Islam: Sesungguhnya agama ini meskipun cocok untuk membiasakan ketertiban kepada orang-orang biadab, tetapi tidak dapat berdamai dengan peradaban modern, kecuali dengan suatu perubahan radikal, namun tidak sesuatu pun memberi kita hak untuk mengharapkannya. (hal. 116).
Snouck Hurgronje (lahir: 1857) adalah adviseur pada Kantoor voor Inlandsche zaken pada periode 1899-1906. Kantor inilah yang bertugas memberikan nasehat kepada pemerintah kolonial dalam masalah pribumi. Dalam bukunya, Politik Islam Hindia Belanda, (Jakarta: LP3ES, 1985), Dr. Aqib Suminto mengupas panjang lebar pemikiran dan nasehat-nasehat Snouck Hurgronje kepada pemerintah kolonial Belanda.
Salah satu strateginya, adalah melakukan pembaratan kaum elite pribumi melalui dunia pendidikan, sehingga mereka jauh dari Islam. Menurut Snouck, lapisan pribumi yang berkebudayaan lebih tinggi relatif jauh dari pengaruh Islam. Sedangkan pengaruh Barat yang mereka miliki akan mempermudah mempertemukannya dengan pemerintahan Eropa.
Snouck optimis, rakyat banyak akan mengikuti jejak pemimpin tradisional mereka. Menurutnya, Islam Indonesia akan mengalami kekalahan akhir melalui asosiasi pemeluk agama ini ke dalam kebudayaan Belanda. Dalam perlombaan bersaing melawan Islam bisa dipastikan bahwa asosiasi kebudayaan yang ditopang oleh pendidikan Barat akan keluar sebagai pemenangnya. Apalagi, jika didukung oleh kristenisasi dan pemanfaatan adat. (hal. 43).
Aqib Suminto mengupas beberapa strategi Snouck Hurgronje dalam menaklukkan Islam di Indonesia: Terhadap daerah yang Islamnya kuat semacam Aceh misalnya, Snouck Hurgronje tidak merestui dilancarkan kristenisasi. Untuk menghadapi Islam ia cenderung memilih jalan halus, yaitu dengan menyalurkan semangat mereka kearah yang menjauhi agamanya (Islam) melalui asosiasi kebudayaan. (hal. 24).
Itulah strategi dan taktik penjajah untuk menaklukkan Islam. Kita melihat, strategi dan taktik itu pula yang sekarang masih banyak digunakan untuk menaklukkan Islam. Bahkan, jika kita cermati, strategi itu kini semakin canggih dilakukan. Kader-kader Snouck dari kalangan pribumi Muslim sudah berjubel.
Biasanya, berawal dari perasaan minder sebagai Muslim dan silau dengan peradaban Barat, banyak anak didik Snouck langsung atau pun tidak yang sibuk menyeret Islam ke bawah orbit peradaban Barat. Tentu, sangat ironis, jika ada yang tidak sadar, bahwa yang mereka lakukan adalah merusak Islam, dan pada saat yang sama tetap merasa telah berbuat kebaikan
Sumber :
http://gunturtalks.blogspot.com/2011/04/mitos-kartini-dan-rekayasa-sejarah.html yang bersumber dari: http://supermilan.wordpress.com/2010/04/21/mitos-kartini-dan-rekayasa-sejarah/. Posted on 21 April 2010 by Widya Wicaksana
Senin, 08 April 2013
Pengalaman Pertama Berurusan dengan Peradministrasian di Indonesia
Karena Baru lulus kuliah, Gue langsung seraching lowongan pekerjaan. Awalnya gue mau ikut test pertamina tapi tes toeflnya ga lulus. Dan batas waktunya pun udah mepet tinggal seminggu lagi. Kalo mau test toefl lagi dan ga lulus lagi, ya buang-buang duit ajeeee... Mending kursus dulu abis itu baru test toefl. Karena kebanyakan pengalaman seseorang kayak gitu. Dan akhirnya pacar gue memberi informasi tentang lowongan kerja Bank Mandiri. Persyaratannya ga ada test toefl. Namun pacar gue bilang, persyaratan dokumen pendukung lainnya itu dilampirkan juga SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian). Dan akhirnya gue pun langsung bertanya-tanya sama papa gimana caranya bikin SKCK. Disni papa salah ngasih infonya. Papa bilang bikin SKCK itu cuma minta surat pengantar RT dan RW abis itu langsung ke polsek. Pas gue nyampe polsek, gue liat orang-orang kok pada ngelampirin foto yaaaa... Gue bingung tuh... Perasaan gue ga enak nih... Gue langusng tanya aja sama petugasnya dan ternyataaaaaaaaaaaaaaa...
Petugas : "loh mbak surat dari kelurahannya mana?"
Gue : "ouh, harus ke kelurahan dulu ya"
Petugas : "loh iya mbak... Tuh liat didepan persyaratannya"
Pas gue liat, ternyata gue kurang surat dari kelurahan dan pas foto. Haddeehhhh... si papa gimana sih! ngasih info yang jaman baheulaaa kalii yaaa... hahahaa... Akhirnya gue pun langsung ke tempat cetak foto. Ditempat cetak fotopun gue bingung, fotonya ukuran 3x4 apa 4x6 ya... Gue lupa tadi baca dipolsek. Terus gue chat ayank ga dibales dan akhirnya gue telpon di rijek. Dan ayank bales chat gue "aku lagi rapat >_<". Hihihihii... maap ya yank... Dari pada salah, gue cetak aja dua-duanya. Dan abis itu langsung ke kelurahan. Pas nyampe kelurahan, sebelum ke petugas, gue tanya dulu sama orang yang sedang duduk disitu.
Gue : "Mas, kalo mau ngurus SKCK dimana ya?"
Mas : "Langsung aja mbak di taru disitu, surat pengantar RT/RW, fotocopy KTP sama KK"
Gue : "Hah? KK juga ya?"
Mas : "Iya mbak, itu ada persyaratannya didepan"
Lagi-lagiiii gue kurang berkasnya... Hadeeehhhhh etha ku naon sihh... Jadi agak ribet begini! Gue langsung pulang kerumah dan telpon papa nanya KK ada dimana. Untungnya KK udah ada fotocopyan banyak dan gue ambil satu abis itu langsung cuuuussssss lagi ke kelurahan. Pas sampe sana udah banyak orang gituuuu... Dan gue langsung taru deh berkas gue dan tinggal nunggu dipanggil. Kira-kira 15 menit kemudian lah nama gue dipanggil dan bayar Rp. 2.000 . Abis itu gue langsung cuuuuuuussssssssssss pergi ke polsek. Disana gue langsung ngasih berkasnya ke petugas dan gue disuruh bayar Rp. 10.000 dan dikasih formulir gitu yang disuruh isi sendiri. Dan gue ga bawa pulpen pula. Akhirnya gue minjem aja sama mas-mas yang disebelah gue.Yang gue heran, di formulir itu ada pertanyaan "apakah anda pernah melakukan tindak pidana?". Laahhh kalo ngisi sendiri pasti ga ada yang ngaku laahh... Pasti jawabnya "tidak pernah", hahahaa... Yo wislah, itu urusan masing-masing sama Tuhan. Abis gue isi formulir, gue balik lagi ke petugasnya dan gue disuruh ke ruang sidik jari. Disitu gue disuruh bayar lagi Rp. 10.000 dan dikasih lagi formulir yang disuruh isi sendiri. Setelah itu, gue kasih berkasnya lagi dan abis itu sidik jari. Setelah sidik jari selesai, gue disuruh duduk nunggu namanya dipanggil. Dan abis itu, selesai deh SKCK gue. Karena gue kurang info yang update, jadi ribet ngurusnya... Tapi kalo udah tau infonya pasti cepet selesai dan ga seribet yang gue alamain tadi. Gue share pengalaman gue disini untuk kalian-kalian yang mungkin senasib sama gue,hehe... Jadi, kalo mau buat SKCK, prosesnya adalah sebagai berikut :
1. Minta surat pengantar ke RT dan RW dengan melampirkan fotocopy KTP 1 lembar
2. Bawa surat pengantar yang dari RT/RW, fotocopy KTP dan KK (Kartu Keluarga) masing-masing 1 lembar ke kelurahan dan bayar Rp. 2.000
3. Setelah mendapatkan surat dari kelurahan, bawa suratnya langsung ke polsek dengan melampirkan fotocopy KTP (1 lembar) dan pas foto terbaru ukuran 4x6 (4 lembar) dan bayar Rp. 10.000 dipetugas pertama dan bayar Rp. 10.000 diruang sidik jari.
NB : Jangan lupa membawa pulpen dan tissue basah
selesai
Semoga bermanfaat :)
Petugas : "loh mbak surat dari kelurahannya mana?"
Gue : "ouh, harus ke kelurahan dulu ya"
Petugas : "loh iya mbak... Tuh liat didepan persyaratannya"
Pas gue liat, ternyata gue kurang surat dari kelurahan dan pas foto. Haddeehhhh... si papa gimana sih! ngasih info yang jaman baheulaaa kalii yaaa... hahahaa... Akhirnya gue pun langsung ke tempat cetak foto. Ditempat cetak fotopun gue bingung, fotonya ukuran 3x4 apa 4x6 ya... Gue lupa tadi baca dipolsek. Terus gue chat ayank ga dibales dan akhirnya gue telpon di rijek. Dan ayank bales chat gue "aku lagi rapat >_<". Hihihihii... maap ya yank... Dari pada salah, gue cetak aja dua-duanya. Dan abis itu langsung ke kelurahan. Pas nyampe kelurahan, sebelum ke petugas, gue tanya dulu sama orang yang sedang duduk disitu.
Gue : "Mas, kalo mau ngurus SKCK dimana ya?"
Mas : "Langsung aja mbak di taru disitu, surat pengantar RT/RW, fotocopy KTP sama KK"
Gue : "Hah? KK juga ya?"
Mas : "Iya mbak, itu ada persyaratannya didepan"
Lagi-lagiiii gue kurang berkasnya... Hadeeehhhhh etha ku naon sihh... Jadi agak ribet begini! Gue langsung pulang kerumah dan telpon papa nanya KK ada dimana. Untungnya KK udah ada fotocopyan banyak dan gue ambil satu abis itu langsung cuuuussssss lagi ke kelurahan. Pas sampe sana udah banyak orang gituuuu... Dan gue langsung taru deh berkas gue dan tinggal nunggu dipanggil. Kira-kira 15 menit kemudian lah nama gue dipanggil dan bayar Rp. 2.000 . Abis itu gue langsung cuuuuuuussssssssssss pergi ke polsek. Disana gue langsung ngasih berkasnya ke petugas dan gue disuruh bayar Rp. 10.000 dan dikasih formulir gitu yang disuruh isi sendiri. Dan gue ga bawa pulpen pula. Akhirnya gue minjem aja sama mas-mas yang disebelah gue.Yang gue heran, di formulir itu ada pertanyaan "apakah anda pernah melakukan tindak pidana?". Laahhh kalo ngisi sendiri pasti ga ada yang ngaku laahh... Pasti jawabnya "tidak pernah", hahahaa... Yo wislah, itu urusan masing-masing sama Tuhan. Abis gue isi formulir, gue balik lagi ke petugasnya dan gue disuruh ke ruang sidik jari. Disitu gue disuruh bayar lagi Rp. 10.000 dan dikasih lagi formulir yang disuruh isi sendiri. Setelah itu, gue kasih berkasnya lagi dan abis itu sidik jari. Setelah sidik jari selesai, gue disuruh duduk nunggu namanya dipanggil. Dan abis itu, selesai deh SKCK gue. Karena gue kurang info yang update, jadi ribet ngurusnya... Tapi kalo udah tau infonya pasti cepet selesai dan ga seribet yang gue alamain tadi. Gue share pengalaman gue disini untuk kalian-kalian yang mungkin senasib sama gue,hehe... Jadi, kalo mau buat SKCK, prosesnya adalah sebagai berikut :
1. Minta surat pengantar ke RT dan RW dengan melampirkan fotocopy KTP 1 lembar
2. Bawa surat pengantar yang dari RT/RW, fotocopy KTP dan KK (Kartu Keluarga) masing-masing 1 lembar ke kelurahan dan bayar Rp. 2.000
3. Setelah mendapatkan surat dari kelurahan, bawa suratnya langsung ke polsek dengan melampirkan fotocopy KTP (1 lembar) dan pas foto terbaru ukuran 4x6 (4 lembar) dan bayar Rp. 10.000 dipetugas pertama dan bayar Rp. 10.000 diruang sidik jari.
NB : Jangan lupa membawa pulpen dan tissue basah
selesai
Semoga bermanfaat :)
Jumat, 22 Maret 2013
SIDANG
Puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah-Nya kepadaku. Dibulan maret ini tiada hentinya aku mengucap syukur dan sujud kepadamu ya Allah... Terimakasih atas segala pemberian nikmat Mu yang begitu luar biasa.
Tepat di tanggal 22 Maret 2013 aku melaksanakan sidang skripsi yang akan dilakasanakan pada jam 01.00 siang. Sebelum sidang rasa takut dan deg-degan teruusss merasuukkk di hati dan pikiranku (maaf mulai lebay).Dihari itu aku berangkat ke kampus dengan begitu lancar. Tak ada satu pun halangan transportasi dan trafic jakarta yang selalu macet. Saat dijalan, mama chat aku dan ayank telpon, mama dan ayank tak henti-hentinya memberikan semangat. Selalu mengingatkan ku jangan lupa berdo'a dan sarapan. Sesampainya dikampus, aku langsung bertemu dengan teman-teman seperjuangan yang sidang saat itu juga. Dan inilah aksi kita sebelum sidang, hehe...
ini masih ada 2 orang lagi yang belum datang dan satu orang yang fotoin kita. Dia ga mau difoto, katanya cowo ga terlalu narsis,hahaa... Ya sudahlah kalo begitu lumayan jadi tukang fotoin kita yang cewe-cewe narsis,hehe... Tak lama kemudian, pacarku telpon.
Ayank : "ayank kamu dimana?"
Aku : "di kampus"
Ayank : "kamu di gedung mana sih sidangnya?"
Aku : "di gedung K lantai 4"
Ayank : "sekarang kamu dimana?"
Aku : "aku di gedung K, di tempat waktu itu kamu nungguin aku bimbingan yank... kamu inget kan?"
Ayank : "ouhh di situ, aku udah di depan bank mandiri nih"
Aku : "ya udah kamu naik lift yang deket situ aja yank"
Ayank : "iya nih aku udah masuk lift"
...................................................................... (ga ada sinyal)
Ayank : "halo? ayank kamu dimana?"
Aku : "aku udh liat kamu tuh, kamu lurus-lurus aja"
Ayank : "ouh iya"
seneeennnnnggg bangeeetttt rasanyaaaa dia selalu ada disamping aku dalam moment apapun. walaupun dia lagi ada kerjaan di kantor, tapi dia sempatkan waktu untuk selalu di samping aku. Aku sayang banget sama kamu yank, makasih ya :')
Dan akhirnya kita makan siang dulu, terus ayank sholat jum'at dan aku balik ke lantai 4. Setelah ayank sholat jum'at, dia balik lagi nemuin aku dan nemenin aku sampai aku masuk diruang sidang. Saat itu, teman dekat aku datang dan dia mupeeennggg bangeettt ngeliat aku sidang di temenin pacar, hahaha... Ga lama kemudian, aku mulai mau masuk ke ruang sidang karena udah jam 1. Dan aku salaman sama ayank sekaligus minta do'a restu. Saat aku liat matanya, dan dia bilang "semangat ya ayank" aku tau dia yakin sekali kalo aku akan berhasil. Aku senang dan semangaatttt dengan kehadiran dia yang memberikan support. Setelah aku masuk ruang sidang, ayank balik ke kantor. Ga lama kita pisah, ayank sms aku ngasih semangat lagi. Dan ada chat dari mama yang nagsih do'a untuk dibaca terus sebelum masuk sidang. Perasaan aku saat itu sangaaattttt saaanggaaaatttttt sangaaattttt dag... dig... dug... ga karuan deh... Dan temen dekat aku bikin aku relax becandaan dan foto-foto gitu biar aku ga terlalu tegang. Tapi tetep aja senyum aku tegang, liat aja nih, hahaa...
Aku sidang giliran yang kedua. Pas teman aku yang giliran pertama masuk, aku ikutan deg-degan bangeeettttt... Dalam hati berkata "aduuhh itu kok lama bangeett yaaa didalem,duuhhh...". Pokoknya takut banget deh perasaan gue. Kacau balau campur aduk ga jelaassss gtu deehhh... Selama nunggu temen aku yang masuk pertama, aku ngobrol-ngobrol dan sesekali becandaan dikit biar agak tenang. Pas yang giliran pertama udah selesai, daaaaaaaaaannnnnnnnnnnnnn SAATNYA GILIRAN SAYA!!! "Bismillah... ya Allah, berikanlah saya kemudahan" (dalam hati).
OK.......................
PERKENALAN....................................
penguji : "kamu orang gorontalo ya?",
Saya : "iya pak"
penguji : "gorontalo tuh masih di Indonesia ya?"
Saya : "iya pak"
penguji yang lain pun ketawa santai sambil makan cemilan
Penguji : "iya di Sulawesi ya"
Dan saya pun senyum tipis muka tegang
Saya : "ga lucu pak becandaannya, saya tegang ini" (dalam hati)
OK..............
START........................................
PERSENTASI.......................
PERSENTASI..............................................
PERSENTASI................................................................
Dan sampailah dimana penguji mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat saya tegang dan pasrah sih sebenarnya. Bodo amatlah kalo ga bisa jawab juga yang penting masa-masa ini cepat terlewati. Dan ternyata saya hanya dikasih satu pertanyaan dan abis itu dikasih revisi-revisi sedikit dan saya sempat sakit menahan batuk sampai muka saya pucat dan mata saya berkaca-kaca.
Penguji : "kamu sakit apa nangis?"
Saya: "sakit pak, nahan batuk"
Penguji : "ouhhh ya sudah batuk aja ga apa-apa... ya ampunn... batuk aja batuk"
Dan saya pun akhirnya batuk dan legaaa bangeettt, hahahaa...
abis ituuuuu... Selesai... Dan saya disuruh keluar dulu sebentar untuk penguji berdiskusi dulu apakah saya lulus atau tidak. Pas saya keluar, temen-temen yang lain bertanya-tanya dan ada beberapa dosen juga. Ga lama kemudian, saya dipanggil lagi.
Penguji : "aduuhh kamu nanti aja deh ketemu saya 6 bulan lagi"
Penguji lain : "gimana niihh ga bisa saya kasih lulus ini sebenarnya"
Dosen Pembimbing : "iya pak saya juga begitu pak rasanya"
Dan saya pun hanya diam dan berkata dalam hati "ya sudah lah, manusia hanya berusaha tapi Tuhan yang menentukan segalanya, Tuhan tau yang terbaik"
Dan tiba-tiba...
Penguji : "iya, kamu lulus kok... selamat yaaa nilai kamu A
Alhamdulillah ya Allah Ya Robb....................................................................
Dan saya pun langsung salaman sambil mengucapkan terimakasih banyak sama penguji yang begitu luar biasa actingnya, hahahaa... dan keluar ruang sidang, didepan pintu langsung ada teman dekat saya bertanya "lulus ga?". Dan saya menjawab dengan senyum "lulus". Saya langsung dipeluk dan diciuuuummmm sama dia. Dan saya langsung salaman juga sama Bu Curry dosen yang sangat berarti juga dalam skripsi saya ini. Senangnya tak terkira luar biasa ya Allah... Tanpa berlama-lama, saya langsung kasih kabar gembira ini yang pertama sama papa, mama dan abis itu ayank. Mama langsung bales chat aku,
Mama : "Alhamdulillah nak... banyak-banyak bersykur ya nak..."
Saya : "iya ma... makasih ya ma..." (nangis dalam hati)
Mama : "iyaaa mama itu selalu do'ain kamu nak"
Saya : "iya maaa" (terharu)
Ayank bales chat,
Ayank : "SELAMET YA SAYANGKU"
Saya : "iya ayank"
Setelah Alfianto teman satu bimbingan selesai sidang, kita anak bimbingannya Pak Puspahadi B, Msi langsung berfoto-foto untuk mengabadikan kenangan ini.
Masih teringat dalam benak saya. Dulu sewaktu saya diajarkan sama beliau, saya takut sekali jika nanti saya skripsi saya mendapatkan dosen pembimbing dengan beliau. Karena jika dikelas beliau sangat tegas dan ekspresi mukanya sangat serius. Walaupun beliau pernah bercanda dalam kelas, namun beliau tetap tegas dan terkenal galak sebagai penguji di sidang. Namun pada akhirnya saya salah menilai bapak. Terimakasih bapak atas bimbingannya kepada kami selama penulisan skripsi. Terimakasih telah memberikan jalan yang lebar untuk menempuh masa depan kami. Terimakasih bapak atas jasa-jasanya yang tak akan kami lupakan. Sederhana mu... Kebaikan mu... adalah panutan untuk kami. Terimakasih Bapak Puspahadi B, Msi :')
Dan satu lagi, dosen pembimbing saya yang satu ini selain wajahnya serius, namun penampilannya unik. Dari awal semester saya kuliah disini, beliau ga pernah pake kemeja selain warna putih dan dibagian kerahnya selalu ada sapu tangan. Celananya pun selalu warna hitam. Dan model tas nya itu lohh... lucu... Besar berwarna putih yang terbuat dari bahan go green. Sampai akhirnya saat berfoto bersama, semua orang diruangan tertawa karena melihat dosen pembimbing bajunya seragam sama mahasiswanya,hahaa... Dan beliau selalu naik angkutan umum padahal beliau memiliki perusahan konsultan pajak. Kesederhanan beliau yang patut di contoh. We love you pak :D
Setelah itu aku pergi minum-minum di kantin sebentar sama teman dekat dan Bu eka dosen yang dekat sama kita. Ga lama, aku pulang duluan karena mau ketemuan lagi sama ayank. Aku mau traktir dia makan dan skalian nge date lah, hahaa... Pas dijalan, papa telpon
Papa : "halo kak"
Aku : "iya pa"
Papa : "iyaaa selamat yaa..."
Aku : "iya pa"
Papa : "lagi dimana sekarang?"
Aku : "lagi dijalan pulang"
Papa : "ga mau pulang bareng papa?"
Aku : "engga pa, etha nanti bareng levy"
Papa : "ouh ya udh, hati-hati ya"
Aku : "iya pa"
Papa singkat banget ngomongnya... Tapi aku yakin papa pasti senang banget. Aku ngerasain itu walaupun di telpon. Makasih ya pa (dalam hati), hehe...
Setelah ketemu ayank, tadinya kita mau makan bebek kaleyo di Rawamangun, ternyata bebeknya abis. Sempat terjadi perdebatan sedikit dan akhirnya kita makan bebek sambel ulek di deket rumah aku. Lumayan enak juga ternyata... Abis itu ayank anter aku pulang, dan ayank pun kembali pulang. Sesampainya aku dirumah, aku langsung masuk kamar papa sm mama. Langsung disambut sama mama dan papa. Dipeluk... Dicium... dan aku langsung cerita-cerita curhaattt panjang lebaarrr dehhh, hahaa...Senang rasanya ya Allah...
Pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT
2.
Bapak
Prof. Dr. Thoby Mutis selaku rektor Universitas Trisakti
3.
Bapak
Prof. Dr. H. Yuswar Zainul Basri, AK, MBA selaku ketua program Diploma IV Ilmu Keuangan
4.
Bapak
Drs. Mulyadi, MSi selaku
selaku sekretaris program studi
5.
Ibu
Khristina Curry, SE, ME selaku Kepala Bagian
Akademik
6. Bapak
Drs. Muhadi,MM.,MH selaku bidang kemahasiswaan
7. Bapak Drs.
Masfar Gazali, MBA selaku ketua konsentrasi perpajakan
8.
Bapak
Drs. Puspahadi B, MSi selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Utama
9.
Ibu
Syofriza Sofyan SE, ME selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Pendamping
10. Seluruh dosen
Diploma IV Ilmu Keuangan yang telah membekali ilmu selama ini kepada penulis sampai
dengan Tugas Akhir berlangsung
dengan Tugas Akhir berlangsung
11. Seluruh staff
sekretariat Diploma IV Ilmu Keuangan yang telah membantu penulis selama masa
perkuliahan sampai dengan Tugas Akhir.
12. Bapak Asep Yaya
Hudaya selaku Kepala Sub Bagian Umum KPP Pratama Jakarta Gambir Dua
13. Bapak Juniar
Adhie Aristyanto selaku Kepala Seksi PDI
14. Bapak Eko
Suharto selaku staff PDI KPP Pratama Jakarta Gambir Dua yang telah memberikan
bantuan berupa sumber data primer untuk melengkapi Tugas Akhir
15. Bapak Eko
Suharto, Bapak Hery Sudaryanto, Bapak Syaiful Aziz, Bapak Rully Legha
Hariwibowo dan Bapak Guntur Herprabangkoro selaku staf PDI KPP Pratama Jakarta Gambir
Dua yang telah memberikan bantuan moril kepada penulis
16. Mama dan Papa
tercinta beserta keluarga yang telah memberikan doa dan dorongan baik moril maupun materil demi kelancaran kuliah
bagi penulis.
17. Untuk kekasih tersayang
Pahlevy Hasyim Nurrasyid Lubis yang telah memberikan doa, bantuan dan
supportnya selama ini yang telah memberikan sinergi kepada penulis.
18. Untuk saudara
sepupu Jeff Yuristhiara Andhika Usman yang telah banyak membantu penulis
menyebarkan kuisioner serta bantuan lain yang sangat berarti
19. Untuk Teguh Andi
Wibowo yang telah membantu penulis dalam hal olah data statistik di penulisan
Tugas Akhir
20. Untuk Fitriya
Astutiningrum selaku sekretaris dosen pembimbing yang membantu penulis dalam
hal bimbingan Tugas Akhir
21. Untuk teman
setia Citra Rachmawati Gian yang telah memberi masukan Tugas Akhir kepada penulis
dan mensupport selama masa penulisan Tugas Akhir
22. Untuk teman satu
bimbingan Destria Ratna Harsono dan Yoshua Alfianto yang saling mendukung
selama bimbingan bersama
23. Serta rekan-rekan seperjuangan di Diploma IV
Ilmu Keuangan Universitas Triasakti semuanya yangtidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih banyak atas segala kebaikannya.
Finnaly, I finished college in 3.5 years and attained a Bachelor of Finance
Jakarta, 22 Maret 2013
Maretha Syahbania S.Keu
^_^
Langganan:
Postingan (Atom)