Anda merasa dialah pria yang Anda idam-idamkan selama ini, kecuali
bahwa dia ternyata seorang duda. Meskipun Anda merasa nyaman karena Anda
menganggapnya jauh lebih berpengalaman ketimbang Anda, namun Anda perlu
mengingat bahwa mengencani duda tidak sama dengan memacari pria yang
belum pernah menikah.
Banyak hal yang akan menantang kesabaran
Anda karena mengencani seorang duda. Seorang duda akan membawa "masa
lalu" dalam hidupnya, itulah mantan istri yang masih akan terus
ditemuinya berkaitan dengan urusan pengasuhan anak. Hanya karena ia
punya anak, tidak berarti ia terburu-buru mencari pasangan melengkapi
keluarganya. Sebaliknya, tidak semua duda akan anti dengan komitmen.
Banyak
duda yang bersedia menikah lagi dengan perempuan yang dianggapnya tepat
untuknya. Hanya saja, berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai seorang
pria yakin telah menemukan perempuan yang tepat, tidak sama antara satu
dengan yang lain. Setiap pria memiliki karakter dan pengalaman yang
berbeda dalam kehidupan perkawinannya yang lalu. Intinya, Anda harus
mengenalnya lebih baik sebelum menyusun rencana masa depan bersamanya.
Nah, jika Anda sedang melakukan pendekatan dengan pria duda, coba pikir-pikir lagi sebelum Anda melangkah lebih jauh.
1. Sadari bahwa ia datang dalam "satu paket"
Ketika
Anda mengencani seorang duda, ingatlah bahwa ia merupakan "satu paket"
khusus. Anda akan harus berhadapan dengan anaknya, atau mantan istrinya.
"Waspadalah bahwa anak-anak adalah bagian dari pria tersebut," kata
Lisa Bahar, terapis keluarga dan pernikahan di Orange County,
California. Ketika ia mulai membawa topik mengenai anak-anaknya, Anda
harus mampu bersikap terbuka mengenai perasaan dan masalah-masalahnya.
Akan sulit menanggapinya jika Anda belum mempunyai anak atau keponakan,
tetapi mau tak mau Anda memang harus memberinya dukungan menanggapi
obrolannya.
2. Jangan langsung berharap akan diajak menikah
Mentang-mentang
si dia sudah punya anak, jangan langsung ge-er bahwa ia pun ingin
segera menikah dengan Anda. Pria yang berpengalaman mengurus anak tidak
selalu berarti akan selalu mengurus dan mengemong Anda dengan effort yang
sama. Hanya karena ia merasa gagal membina hubungan dengan sang mantan,
tidak berarti juga ia akan memprioritaskan perhatiannya pada Anda.
Ketika ia bercerai, ia akan mendahulukan kepentingan anak lebih daripada
yang lain, agar si anak tidak merasakan dampak buruk dari perceraian
orangtuanya.
3. Santai saja
"Anda tidak perlu
menjumpai anak-anak seorang pria sampai hubungan Anda lebih stabil dan
berarti," papar Lori Freson, pakar hubungan dan terapis keluarga dan
pernikahan berlisensi. Tentu ini bukan hal yang mudah, terutama jika
Anda benar-benar jatuh cinta dengan pria ini, dan ingin mengenal dirinya
dan anak-anaknya lebih baik. Namun, bisa saja pria idaman Anda
sebelumnya juga berkencan dengan beberapa wanita lain. Bila setiap kali
ia harus mengenalkan teman perempuan yang baru pada anak, tentu tak akan
baik efeknya untuk si anak. Beri waktu yang cukup untuk saling mengenal
satu sama lain lebih dulu, dan setelah Anda yakin bahwa Anda punya masa
depan dengan pria ini, bersiaplah untuk bertemu dengan anak-anaknya.
4. Bertemu anak-anaknya
Anda
pasti akan tegang bila akhirnya Anda harus bertemu dengan anak-anaknya.
Menurut Freson, strategi terbaik adalah memastikan suasananya tetap
kasual. "Bersikaplah ramah, tapi jangan langsung bertekad untuk terlibat
dengan anak-anaknya. Lihat dulu reaksi mereka, kalau mereka bersikap
hangat terhadap Anda, Anda bisa mendekati mereka lebih jauh," katanya.
Bersikap menghargai juga penting, agar Anda pun mendapatkan respek dari
si dia maupun anak-anaknya. "Banyak perempuan yang ingin langsung
mengambil peran sebagai orangtua, tapi itu adalah kesalahan besar,"
tambahnya. Ramah dan sabar adalah kuncinya.
5. Pastikan Anda siap
Ketika
hubungan Anda semakin serius, dan Anda berdua mulai memikirkan
pernikahan, luangkan waktu untuk memahami bagaimana sikap Anda sebagai
seorang ibu tiri. Tentu sudah bukan zamannya menjadi ibu tiri seperti
yang digambarkan dalam film-film, namun peran ini tetaplah menantang.
Bertanyalah pada diri sendiri, apakah Anda siap dengan peran tersebut?
Ini pertama kalinya Anda menjadi orangtua, namun Anda harus menjadi
orangtua untuk anak orang lain. "Banyak perempuan yang bahagia saat
mengasuh anak-anak orang lain, dan itu bisa menjadi awal dari hubungan
yang indah dan penuh cinta," tutur Freson. Jangan lupa, Anda juga harus
"berbagi suami" dengan anak-anak dan mantan istrinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar