Mengapa Perdagangan Internasional dilakukan?
•       Tidak semua negara memiliki     sumberdaya maupun kondisi ekonomis yang sama , baik kualitas maupun kuantitas.
•       Akibat dari perbedaan diatas maka terjadilah perbedaan biaya produksi dalam memproduksi maupun harga barang antara satu negara dengan negara lain.
Perekonomian Terbuka
(Open Economy)
(Open Economy)
  Kondisi dalam suatu negara yang telah melakukan kegiatan hubungan ekonomi dengan negara lain dalam bentuk perdagangan dan keuangan 
  Ilmu Ekonomi Internasional adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku masyarakat dalam suatu negara yang telah kegiatan hubungan ekonomi dengan negara lain dalam bentuk perdagangan dan keuangan 
  Persamaa Identitas Pendapatan Nasional 
             Y = C + I + G + ( X – M)
  Perdagangan bebas terjadi bila pemerintah tidak mencoba mempengaruhi, baik melalui tarif  atau non-tarif  yang memungkinkan penduduknya dapat membeli atau menjual barang dari dan ke nagara lain (No Barrier To Entry or Exit)
  Manfaat dari perdagangan (Gains From Trade) menyebabkan suatu negara akan berspesialisasi pada produksi dan ekspor barang-barang yang paling efisien dihasilkan di negara tersebut 
 Gambar 1 :
Skema Indikator Ekonomi
 Kaum Mercantilism ( Abad 16 -18)
  Latar Belakang : Mendirikan negara kesatuan di Eropa 
  Ide Pokok :
1.       Jean Baptist Colbert : Kemakmuran bangsa-bangsa tergantung dari akumulasi kekayaan yang berupa logam mulia 
  Emas dan perak (logam mulia) digunakan sebagai mata uang dalam perdagangan 
2.       Thomas Munn : Perdagangan internasional harus menghasilkan neraca perdagangan surplus
(Favourable Balance Of Trade), dengan cara :
  Memaksimumkan penerimaan ekspor melalui pemberian subsidi 
  Meminimalkan impor 
  Memberikan upah yang rendah untuk meminimalkan biaya produksi 
  Politik Penjajahan : imperialisme
KAUM KLASIK (Abad 18)
Kritikan terhadap Kaum Merchantilisme 
1. Pada tahun 1752, David Hume menemukan bahwa :
  Kenaikkan ekspor menyebabkan inflasi dan meningkatkan  harga 
  Dalam jangka panjang, tidak akan terjadi surplus neraca perdagangan karena terjadi mekanisme penyesuaian neraca perdagangan secara otomatis (Price- Spice Flow Mechanism)
  X > M maka Neraca perdagangan surplus ▶ logam mulia naik ▶ JUB naik ▶ Harga Domestik naik  ▶ Harga ekspor naik ▶ ekspor turun ▶ Impor naik ▶ M > X ▶ Neraca perdagangan defisit ▶logam mulia turun ▶JUB turun ▶ Harga domestik turun dst……..
2.       Kemakmuran tidak diukur dari penumpukan logam mulia, tetapi seberapa banyak barang dan jasa dapat dikonsumsi dengan logam mulia yang dimiliki 
3.       Negara yang kuat adalah negara yang menganut azas liberalisme  yang artinya pemerintah tidak boleh intervensi dalam kegiatan ekonomi.
  Peranan pemerintah hanya pada bidang pertahanan, pekerjaan umum dan peradilan 
  Kegiatan ekonomi diserahkan pada mekanisme pasar 
  Perdagangan antar negara menggunakan sistem pasar bebas (free trade system). 
Theory of Absolute Advantage
  Adam Smith berargumentasi(Wealth of Nations, 1776):  
  Kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan input atau jam kerja yang sama dibandingkan dengan negara lain. 
  Maka suatu negara sebaiknya memproduksi hanya pada barang yang paling efisien diproduksi, dan melakukan perdagangan (membeli) untuk barang-barang yang tidak efisien 
  Dengan demikian perdagangan akan saling menguntungkan 
  Syarat gains from Trade: Masing-masing negara memiliki keunggulan muntlak pada satu barang tertentu. 
Asumsi Keunggulan Muntlak :
- 2 komoditas dan 2 negara
- Menggunakan satuan jam tenaga kerja
Tabel 1 : Keunggulan Muntlak
|                                        Negara Komoditas  | USA  | UK  | 
| Gandum (W),   karung/jam tenaga kerja  | 6  | 1  | 
| Kain (C),Yar/jam   tenaga kerja  | 1  | 2  | 
Kesimpulan :
  USA memiliki keunggulan muntlak dalam memproduksi gandum, sedangkan UK memiliki keunggulan muntlak dalam memproduksi kain
  Apabila keduanya melakukan perdagangan yang menghasilkan gains from trade, maka :
   USA akan spesialisasi memproduksi gandum serta mengekspor surplus produksinya dan mengimpor kain dari UK, sedangkan UK akan spesialisasi memproduksi kain serta mengekspor surplus produksinya dan mengimpor gandum dari USA 
  Pertanyaan :
    Apabila satu negara memiliki keunggulan absolut untuk kedua barang, apakah masih dapat mereka melakukan perdagangan? 
Theory of Comparative Advantage
  David Ricardo : Sekalipun suatu negara tidak memiliki kerugian absolut pada kedua komoditi, namun perdagangan yang saling menguntungkan masih dapat berlangsung.
  Negara yang kurang efisien akan berspesialisasi dan mengekspor pada komoditi yang memiliki kerugian terkecil , dipihak lain negara tersebut akan mengimpor komoditi yang memiliki kerugian absolut terbesar (Law of Comparative Advantage).
Asumsi Keunggulan Komparatif :
- 2 komoditas dan 2 negara
- Teori Nilai Tenaga Kerja (Labor Theory of Value). Nilai atau harga dari satu komoditi dihitung dari jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan komoditi tersebut.
- Biaya produksi tetap
 Tabel 2 :
Keunggulan Komparatif
|                                        Negara Komoditas  | USA  | UK  | 
| Gandum (W),   karung/jam tenaga kerja  | 6  | 1  | 
| Kain   (C),Yar/jam tenaga kerja    | 3  | 2  | 
Berdasarkan Tabel 2, maka :
  UK memiliki kerugian absolut untuk kedua komoditi dibandingkan dengan USA. 
  Akan tetapi, kerugian absulut dalam memproduksi kain (C) lebih kecil dibandingkan gandum (W). 
Dengan demikian UK memiliki keunggulan komparatif terhadap USA dalam memproduksi kain dan kerugian komparatif dalam memproduksi gandum.
Tabel 3 :
Dasar Tukar Dalam Negeri USA dan UK
| DTD  USA  | DTD UK  | 
| 6W =   3C   atau  1W = ½ C ► Keunggulan Komparatif  1C = 2   W  ► Kerugian Komparatif  | 1W = 2C ► Keunggulan Komparatif  1C = 1/2   W  ► Kerugian Komparatif  | 
Perdagangan yang terjadi pada kedua negara akan saling menguntungkan , 
Apabila Dasar Tukar Internasional berada diantara DTD kedua negara :
DTD USA    ½ C < 1 W  < 2C     DTD UK
   Atau 
      3 C < 6 W < 12 C
Tabel 4
Harga/Biaya Komoditi Per Jam Kerja
Harga/Biaya Komoditi Per Jam Kerja
|                                             Negara Biaya                           | USA | UK | 
| Biaya dalam jam tenaga kerja untuk menghasilkan 1 W | 1/6 | 1 | 
| Biaya dalam jam tenaga kerja untuk menghasilkan 1 C  | 1/3 | 1/2 | 
Contoh Soal :
Apabila DTI yang disepakati kedua negara adalah sebesar 6 W = 10 C dan pada 6 W = 5 C  maka tentukan besarnya gains from trade USA dan UK?
| DTI : 6 W = 10 C  | ||
| USA  | UK  | |
| 7 C  | 2 C  | |
| Menghemat  2 jam   20 menit  | Menghemat 1 jam  | |
| DTI : 6 W = 5 C  | ||
| USA  | UK  | |
| 2  C  | 7 C  | |
| Menghemat  40   menit  | Menghemat 3.5 jam  | |
Kesimpulan :
 Apabila DTI menjauhi DTD suatu negara, maka  negara tersebut memiliki bargaining power yang lebih besar dari negara mitra dagangnya sehingga  gains from trade yang  diperoleh semakin besar dibandingkan negara mitra dagangnya.
Tabel 5
Harga Relatif USA dan UK
Harga Relatif USA dan UK
| Harga Relatif  | |
| USA | UK | 
| Pw = 1/6 Pc =  1/3 Pw/Pc = 1/6 / 1/3 = ½ Pw  = ½ Pc ►Keunggulan Komparatif  Pc = 2 Pw ►Kerugian  Komparatif  | Pw = 1 Pc  = ½ Pw/Pc = 1 / ½ = 2 Pw = 2 Pc ►Kerugian  Komparatif  Pc = ½ Pw ►Keunggulan   Komparatif  | 
Penetapan harga relatif internasional :
    Harga Relatif USA  ½ < Pw/Pc < 2   Harga Relatif UK
                                               atau 
      Harga Relatif UK     ½ < Pc/Pw < 2    Harga Relatif USA 
  Berdasarkan tabel 2 dan dengan menganggap bahwa tingkat upah perjam tenaga kerja adalah $ 6 di USA dan £ 1,8 di UK, dan apabila Kurs yang berlaku £ 1 = $3 maka harga komoditi dimasing-masing negara sebagai berikut :
  Di USA                                  Di UK
  Pw = 1/6 x $6 = $ 1               Pw = 1 x £ 1,8 = £ 1,8 x $3/ £ = $ 5,4
  Pc =  1/3 x $6 = $ 2               Pw = 1/2 x £ 1,8 = £ 0,9 x $3/ £ = $ 2,7
  Sehingga pada harga sebesar  ini pola perdagangan yang terjadi adalah USA sebagai negara pengekspor kedua komoditi. 
  Namun apabila kurs yang berlaku mengalami perubahan menjadi £ 1 = $2, maka apa yang terjadi dengan pola perdagangan yang baru ?
Opportunity Cost Theory
  Hukum Keunggulan Komparatif dapat dijelaskan juga dengan Teori Biaya Alternatif dari Hambeler.
  Opportunity Cost Theory menyatakan bahwa biaya dari satu komoditi adalah jumlah komoditi kedua yang harus dikorbankan dengan faktor produksi yang dimilikinya. 
  Biaya produksi menggunakan konsep biaya konstan (Constant Cost)
Contoh :
  Negara Indonesia dan Jepang  memproduksi Kain (K) dan Beras (B) dengan menggunakan faktor produksi tenaga kerja seperti yang terlihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel  1
| INDONESIA (Ina) | JEPANG (Jep) | |
| Kain (K) | 4 Jam  | 1 Jam | 
| Beras (B) | 3 Jam  | 2 Jam  | 
| Total Jam Kerja | 1.500 jam | 1.500 jam | 
Pertanyaan :
•       Buatlah fungsi dan PPC Jepang !!
•       Tentukan Keunggulan komparatif masing-masing negara dalam memproduksi komoditas Kain (K)  atau komoditas Beras (B). 
Fungsi PPC Jepang  :    K = 1500 – 2 B
|                                  Negara Komoditi                      | Indonesia | Jepang  | 
| K | 375 | 1.500 | 
| B | 500 | 750 | 
| MENENTUKAN   DASAR TUKAR DALAM NEGERI | |
| DTD   INDONESIA | DTD   JEPANG | 
| 375   K = 500 B | 1.500   K = 750 B | 
| 1   K  = 1.33 B ▶  Kerugian Komparatif  | 1   K  = 0.5 B ▶ Keunggulan   Komparatif  | 
| 1   B  = 0.75 K ▶ Keunggulan   Komparatif  | 1   B  = 2 K ▶ Kerugian   Komparatif  | 
MENENTUKAN TOT INTERNASIONAL
  Apabila harga relatif  BK  internasional maupun TOTBK internasional  adalah 1 B = 1. 5 K, atau 1 K = 0,67 B maka : 
  DTD Negara INA  (Spesialisasi pada komoditi B)
    Sebelum Perdagangan :  500 B = 375 K   atau    1 B = 0.75 K
  Setelah  Perdagangan   :  1 B =  1.5 K  sehingga :
                                500 x 1 B = 1.5 K x 500
                                    500 B     =  750 K
    Berdasarkan nilai TOT internasional tersebut, kemudian dibuat grafis  CPC  yang baru.
   Teori H-O menyatakan bahwa negara sebaiknya melakukan ekspor pada barang-barang yang diproduksi dengan faktor endowments (modal dasar) yang dimiliki secara melimpah  
  import goods made from locally scarce factors
   Note: Factor endowments can be impacted by government policy - minimum wage
  Pola perdagangan ditentukan oleh perbedaan faktor endowments – bukan produktifitas 
Ingat : focus on relative advantage, not absolute advantage  
 OFFER CURVE
(Kurva Kesediaan)
(Kurva Kesediaan)
         Keterangan :
- Sebelum Perdagangan
-          Keseimbangan di titik E
-          Dasar Tukar dalam negeri 60A = 20 B
-          Produksi barang A = 0-AE
-          Produksi barang B = 0-BE
- Setelah Perdagangan
-          Dasar Tukar Internasional 60A = 40 B
-          Titik Kepuasan Dalam Negeri = P
-          Konsumsi barang A : 0-AP  dan Konsumsi barang B : 0-BP
-          Spesialisasi Produksi Barang A sebesar 0-S
-          Ekspor Barang A : AP-S dan Impor Barang B : 0-BP atau AP-P
          Definisi Kurva Kesediaan (Offer Curve)
    Kurva yang menunjukkan kesediaan suatu negara untuk mengekspor produk yang dihasilkan dan mengimpor produk lain yang dihasilkan oleh negara lain pada berbagai kemungkinan dasar tukar internasional.
  Offer Curve dibentuk dari  IC dan  PPC, dimana PPC menggambarkan jumlah penawaran sedangkan IC mencerminkan permintaan masyarakat 
  Contoh : 
     Ada 2 negara yang melakukan perdagangan yaitu Indonesia dan Jepang dimana :
-          Indonesia mengekspor barang A dan mengimpor barang B
-          Jepang mengekspor barang B dan mengimpor barang A
Ada 3 Fase dari Penentuan Trade Offer Curve :
- Fase AB : Slope trade offer curve positif, berarti peningkatan dalam produksi atau ekspor barang A diikuti oleh meningkatnya barang B. Apabila ekspor 20 unit, maka impor 4 unit dan dengan naiknya ekspor 36 unit maka imporpun naik 9 unit.
- Fase BC : Kenaikan impor tidak diikuti oleh naiknya ekspor. Impor naik menjadi 12 unit barang B tapi ekspor barang A tetap 36 unit.
- Fase CD : Penurunan ekspor barang A menjadi 28 unit, tetapi impor tetap naik menjadi 14 unit (Slope negatif)
Heckscher Ohlin Theory (Th1933)
  Teori H-O menyatakan bahwa negara sebaiknya melakukan ekspor pada barang-barang yang diproduksi dengan faktor endowments (modal dasar) yang dimiliki secara melimpah  
  import goods made from locally scarce factors
   Note: Factor endowments can be impacted by government policy - minimum wage
  Pola perdagangan ditentukan oleh perbedaan faktor endowments – bukan produktifitas 
Ingat : focus on relative advantage, not absolute advantage
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar