BAB I
PENDAHULUAN
Setiap pelaku bisnis baik pengusaha, manajer, individu dalam menjalankan
kegiatan ekonomi dan bisnis tidak terlepas dari berbagai alternatif keputusan
investasi dan pembiayaan. Keputusan investasi dan pembiayaan merupakan
keputusan yang saling bertalian seperti mata uang dengan dua sisi, dimana satu sisi
adalah keputusan investasi maka di sisi lain adalah keputusan pembiayaan.
Secara teoritis, keterandalan keputusan investasi dan pembiayaan sangatlah
bergantung pada tingkat suku bunga yang berlaku. Menurut Lawrence J Gitman
(2000) tingkat suku bunga merupakan kompensasi yang harus dibayar oleh pihak
peminjam (borrower) dana kepada pihak yang meminjamkan (lender). Dari sudut
pandang borrower tingkat suku bunga merupakan biaya penggunaan dana (cost of
borrowing funds) yang harus dipertimbangkan dalam keputusan pembiayaan,
sedangkan dari sudut pandang lender tingkat suku bunga merupakan tingkat hasil
yang diharapkan (required return).
Pemahaman secara lebih mendalam tentang karateristik tingkat suku bunga
sangat membantu keakuratan hasil keputusan investasi dan keputusan
pembiayaan. Dalam praktek, tingkat suku bunga diterjemahkan kedalam berbagai
terminologi yang beraneka ragam. Keragaman terminologi suku bunga membawa
konsekuensi pada penentuan besaran biaya penggunaan dana dan penentuan hasil
yang diharapkan dari suatu proyek investasi. Banyak orang terkecoh dengan suku
bunga yang ditawarkan, kebanyakan bagian marketing menggunakan suku bunga
sebagai alat pamungkas untuk meningkatkan penjualan. Padahal, suku bunga
tersebut memiliki karakteristik yang beraneka ragam, seperti suku bunga flat, suku
bunga efektif, suku bunga in advance, suku bunga in arrear, suku bunga fixed, dan
suku bunga floating.
B. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara berkembang merupakan tujuan dari kegiatan investasi baik yang dilakukan oleh investor asing maupun yang dilakukan oleh investor dalam negeri. Akan tetapi apabila iklim investasi yang tidak ramah seperti terjadinya pemboman yang dilakukan oleh teroris di hampir seluruh Indonesia, kondisi politik yang tidak stabil, dan maraknya isu-isu yang menyesatkan dan kerusuhan di mana-mana maka investasi baru sulit untuk diwujudkan. Walaupun ada kegiatan investasi akan tetapi investasi tersebut hanya untuk memperluas ataupun membiayai investasi yang sudah ada sebelumnya.
Sementara tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini Indonesia memerlukan investasi baru untuk mengurangi tingkat pengangguran yang setelah krisis ekonomi melanda negeri ini semakin menggila. Semakin tinggi tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan pun semakin tinggi. Hal ini mengakibatkan pendapatan masyarakat pun semakin rendah. Jalan keluar untuk mengatasi msalah ini adalah dengan menciptakan investasi baru agar masalah pengangguran dapat diatasi sehingga pendapatan masyarakat dapat mengalami peningkatan.
Selain faktor-faktor eksternal di atas ada juga faktor lain yang mempengaruhi kegiatan investasi yang berasal dari dalam dari kegiatan investasi yaitu tingkat suku bunga. Berdasarkan teori yang telah ada hubungan antara tingkat suku bunga dengan kegiatan investasi adalah berhubungan negatif, maksudnya apabila tingkat suku bunga mengalami penurunan maka investasi akan mengalami peningkatan dan sebaliknya apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan maka investasi mengalami penurunan. Berdasarkan teori tersebut penulis merasa tertarik untuk menelitinya.
Sementara tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini Indonesia memerlukan investasi baru untuk mengurangi tingkat pengangguran yang setelah krisis ekonomi melanda negeri ini semakin menggila. Semakin tinggi tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan pun semakin tinggi. Hal ini mengakibatkan pendapatan masyarakat pun semakin rendah. Jalan keluar untuk mengatasi msalah ini adalah dengan menciptakan investasi baru agar masalah pengangguran dapat diatasi sehingga pendapatan masyarakat dapat mengalami peningkatan.
Selain faktor-faktor eksternal di atas ada juga faktor lain yang mempengaruhi kegiatan investasi yang berasal dari dalam dari kegiatan investasi yaitu tingkat suku bunga. Berdasarkan teori yang telah ada hubungan antara tingkat suku bunga dengan kegiatan investasi adalah berhubungan negatif, maksudnya apabila tingkat suku bunga mengalami penurunan maka investasi akan mengalami peningkatan dan sebaliknya apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan maka investasi mengalami penurunan. Berdasarkan teori tersebut penulis merasa tertarik untuk menelitinya.
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan beberapa macam metode, yaitu dengan metode koefisien korelasi, determinasi, dan regresi. Di mana penulis melakukan pengujian pada data-data variabel X seperti, data tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), data tingkat suku bunga kredit investasi, belanja untuk pembangunan. Sedangkan data-data variabel Y adalah seperti, data Impor Barang Modal, data Nilai Penanaman Modal Dalam Negeri yang Disetujui (PMDN) dan data Nilai Penanaman Modal Asing yang Disetujui (PMA). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan tingkat suku bunga terhadap kegiatan investasi yang dilihat dari Total Impor Barang Modal dan Nilai PMA dan PMDN
Setelah dilakukan pengujian, maka kesimpulian yang dapat diambil adalah teori yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga berhubungan negatif dengan kegiatan investasi benar akan tetapi tidak berlaku lagi di masa sekarang ini. Kegiatan investasi tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat suku bunga akan tetapi dipengaruhi oleh faktor lain seperti situasi politik dan keamanan dalam negeri, keadaan ekonomi, dan ketidakpastian hukum, dan pergantian kepemimpinan negara dan pejabat yang terkait. Selain itu perubahan tingkat suku bunga hanya berpengaruh pada investor domestik akan tetapi investor asing dipengaruhi oleh faktor eksternal. Peran serta pemerintah sangat berpengaruh terhadap iklim investasi di Indonesia terutama dalam penentuan kebijakan-kebijakan dan perundang-undangan.Tingkat korupsi Indonesia yang sangat tinggi menyebabkan minat investor untuk berinvestasi semakin melemah. Akibat dari tidak adanya investasi baru di Indonesia menyebabkan tingkat pengangguran di Indonesia semakin bertambah besar hal ini menyebabkan tingkat kemiskinan di Indonesia pun semakin besar jumlahnya.
C. Metodologi Penelitian
Penelitian ini akan saya bahas dengan menggunakan Metode Ekonometrika
Definisi Ekonometrika
Ø Analisis kuantitatif ekonomi berdasarkan perkembangan dan observasi yang berkaitan dengan metode inferensi / pengujian yang sesuai.
Ø Ilmu sosial yang menggunakan teori ekonomi, matematika dan statistik untuk menganalisa fenomena ekonomi.
Berdasarkann definisi di atas, ekonometrika merupakan gabungan dari :
1. Teori Ekonomi
Sebagai dasar penentuan hubungan antara variabel (apakah + atau -)
Contoh :
a. Teori konsumsi : y maka C (atau sebaliknya)
b. Teori Produksi : L maka Q (atau sebaliknya)
2. Matematika
Digunakan untuk merumuskan teori ekonomi dalam bentuk persamaan matematika dan dari persamaan matematika diubah menjadi persamaan ekonometrika.
Contoh : C : a + bY C : a + bY + e
3. Statistika
Ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data termasuk pengambilan kesimpulan yang mengandung unsur ketidakpastian.
Digunakan untuk menguji kecocokan persamaan / fungsi matematika yang akan digunakan untuk peramalan dengan teori ekonomi yang dilakukan dengan :
a. Menguji hipotesis : Uji-t, Uji-F Menguji asumsi : autokorelasi, heteroskedastisitas, dan multikolinearitas.
BAB II
Isi Pembahasan
Kepastian usaha merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi para pelaku ekonomi untuk menginvestasikan dananya sehingga pada akhirnya akan berdampak pada kinerja perekonomian secara keseluruhan. Salah satu variabel yang dijadikan sebagai indikator untuk menentukan para investor mau menanamkan dananya adalah stabilitas di pasar uang yang ditunjukkan dengan variabel suku bunga. Data mengenai investasi dan suku bunga Indonesia ditunjukkan dengan tabel berikut :
Data awal
Tabel Investasi dan Suku bunga Indonesia
Tahun | Suku Bunga | Investasi |
% | (Milyar Rp) | |
1990 | 19 | 76196 |
1991 | 24.32 | 88671 |
1992 | 20.6 | 101194 |
1993 | 15.55 | 97213 |
1994 | 13.53 | 118707 |
1995 | 17.72 | 145118 |
1996 | 18.26 | 163453.4 |
1997 | 21.01 | 199301.1 |
1998 | 40.07 | 160326.9 |
1999 | 21.2 | 125010.6 |
2000 | 13.5 | 187284.4 |
2001 | 16.48 | 254089 |
2002 | 16.5 | 252289 |
2003 | 11.59 | 250000 |
Sumber : IFS
Pengujian Ekonometrika dengan menggunakan portable Eviews 4
Program EVIEWS’ 4 merupakan perangkat lunak pengolahan data yang dikembangkan oleh Quantitative Micro Software (QMS) yang menggunakan pengembangan program Micro TSP yang berbasis Windows sehingga user dengan mudah dapat menggunakan mouse tanpa perlu mengetahui perintah-perintah langsung seperti pada program Mikro TSP versi sebelumnya.
Dependent Variable: INVESTASI | ||||
Method: Least Squares | ||||
Date: 01/07/11 Time: 13:41 | ||||
Sample: 1990 2003 | ||||
Included observations: 14 | ||||
Variable | Coefficient | Std. Error | t-Statistic | Prob. |
C | 198077.2 | 51401.41 | 3.853537 | 0.0023 |
SUKUBUNGA | -2057.802 | 2524.066 | -0.815273 | 0.4308 |
R-squared | 0.052482 | Mean dependent var | 158489.5 | |
Adjusted R-squared | -0.026478 | S.D. dependent var | 62265.71 | |
S.E. of regression | 63084.65 | Akaike info criterion | 25.07391 | |
Sum squared resid | 4.78E+10 | Schwarz criterion | 25.16520 | |
Log likelihood | -173.5173 | F-statistic | 0.664670 | |
Durbin-Watson stat | 0.367235 | Prob(F-statistic) | 0.430801 |
Dependent Variable: LINVESTASI | ||||
Method: Least Squares | ||||
Date: 01/07/11 Time: 13:44 | ||||
Sample: 1990 2003 | ||||
Included observations: 14 | ||||
Variable | Coefficient | Std. Error | t-Statistic | Prob. |
C | 12.93369 | 1.082888 | 11.94370 | 0.0000 |
LSUKUBUNGA | -0.355384 | 0.370292 | -0.959738 | 0.3561 |
R-squared | 0.071286 | Mean dependent var | 11.89959 | |
Adjusted R-squared | -0.006106 | S.D. dependent var | 0.403179 | |
S.E. of regression | 0.404408 | Akaike info criterion | 1.158777 | |
Sum squared resid | 1.962547 | Schwarz criterion | 1.250071 | |
Log likelihood | -6.111439 | F-statistic | 0.921097 | |
Durbin-Watson stat | 0.364878 | Prob(F-statistic) | 0.356126 | |
Dependent Variable: INVESTASI | ||||
Method: Least Squares | ||||
Date: 01/07/11 Time: 14:28 | ||||
Sample: 1990 2003 | ||||
Included observations: 14 | ||||
Variable | Coefficient | Std. Error | t-Statistic | Prob. |
C | 242589.5 | 57870.62 | 4.191929 | 0.0015 |
SUKUBUNGA | -1426.977 | 2452.127 | -0.581934 | 0.5723 |
Z1 | -814662.3 | 559059.2 | -1.457202 | 0.1730 |
R-squared | 0.205795 | Mean dependent var | 158489.5 | |
Adjusted R-squared | 0.061394 | S.D. dependent var | 62265.71 | |
S.E. of regression | 60324.05 | Akaike info criterion | 25.04026 | |
Sum squared resid | 4.00E+10 | Schwarz criterion | 25.17720 | |
Log likelihood | -172.2818 | F-statistic | 1.425167 | |
Durbin-Watson stat | 0.706292 | Prob(F-statistic) | 0.281597 |
Dependent Variable: LINVESTASI | ||||
Method: Least Squares | ||||
Date: 01/07/11 Time: 14:37 | ||||
Sample: 1990 2003 | ||||
Included observations: 14 | ||||
Variable | Coefficient | Std. Error | t-Statistic | Prob. |
C | 12.89148 | 1.053760 | 12.23379 | 0.0000 |
LSUKUBUNGA | -0.221845 | 0.374567 | -0.592271 | 0.5656 |
Z2 | 3.29E-05 | 2.54E-05 | 1.297945 | 0.2209 |
R-squared | 0.194630 | Mean dependent var | 11.89959 | |
Adjusted R-squared | 0.048199 | S.D. dependent var | 0.403179 | |
S.E. of regression | 0.393342 | Akaike info criterion | 1.159136 | |
Sum squared resid | 1.701899 | Schwarz criterion | 1.296077 | |
Log likelihood | -5.113951 | F-statistic | 1.329156 | |
Durbin-Watson stat | 0.635047 | Prob(F-statistic) | 0.304072 |
Model yang digunakan adalah dengan menggunakan model NON LINIER
Dependent Variable: INVESTASI | ||||
Method: Least Squares | ||||
Date: 01/07/11 Time: 14:28 | ||||
Sample: 1990 2003 | ||||
Included observations: 14 | ||||
Variable | Coefficient | Std. Error | t-Statistic | Prob. |
C | 242589.5 | 57870.62 | 4.191929 | 0.0015 |
SUKUBUNGA | -1426.977 | 2452.127 | -0.581934 | 0.5723 |
Z1 | -814662.3 | 559059.2 | -1.457202 | 0.1730 |
R-squared | 0.205795 | Mean dependent var | 158489.5 | |
Adjusted R-squared | 0.061394 | S.D. dependent var | 62265.71 | |
S.E. of regression | 60324.05 | Akaike info criterion | 25.04026 | |
Sum squared resid | 4.00E+10 | Schwarz criterion | 25.17720 | |
Log likelihood | -172.2818 | F-statistic | 1.425167 | |
Durbin-Watson stat | 0.706292 | Prob(F-statistic) | 0.281597 |
Model non linier
- Infestasi = f (Suku bunga)
Ŷ = β0 + β1X1 + e
Y = 242589.5 – 1426.977X1
β0 = 242589.5
Jika X1 (SKB) = 0, maka Y (infestasi asrata-rata Rp 242589.5 Milyar)
β1 = -1426.977
Jika X1 (SKB) naik 1%, maka Y (infestasi) turun Rp 1426.977Milyar
b. Teori
Jika SKB naik, maka infestasi berkurang (-)
Jika infestasi naik, maka SKB bisa naik atau turun (+/-)
- Uji tanda
Y = infestasi
X1 = SKB
Persamaan regresi : Y = 242589.5 – 1426.977X1 (lolos uji tanda)
- Uji t
β0 (two tail)
β1 (one tail)
- Uji β0
Karena two tail, menggunakan cara probability
Prob. β0 = 0.0015
α = 0,05
Prob. β0 <α , maka H0 ditolak, β0 signifikan
- Uji β1 (one tail)
H0 : β1 ≥ 0
Ha : β1 < 0
Nilai kritis : α = 0,05
t α, df (n-k)
t (0,05, 10) = 1,812
t β1 – 1426.977
Maka H0 ditolak : β1 signifikan
- Uji F
Hipotesa : H0 : β0 = β1= 0
Ha : β0 ≠ β1 ≠ 0 : Koefisien β0, β1, signifikan sehingga ada pengaruh variable bebas secara serentak terhadap variable tidak bebas
Prob. F = 0
α = 0.05
Prob. F < α, maka Ho ditolak : ada pengaruh serentak dari SKB terhadap infestasi
- Uji Goodness of Fit
Adj. R2 = 0.205795 = 20% < 70%, maka tidak lolos uji goodness of fit
Kemampuan semua variable bebas (yaitu SKB) dalam menjelaskan perubahan variable tidak bebas (MD) adalah 20% sedangkan sisanya 80% dijelaskan oleh faktor lain.
- Interpretasi Hasil Regresi :
Persamaan hasil regresi tersebut tidak layak karena lolos uji t, uji F, Persamaan hasil regresi :
Y = 242589.5 – 1426.977X1
β0 = 242589.5
Jika X1 (SKB) = 0, maka Y (infestasi rata-rata Rp 242589.5Milyar)
β1 = – 1426.977
BAB III
Memahami suku bunga merupakan keharusan bagi setiap pelaku bisnis baik
sebagai pelaku yang kelebihan dana (investor) maupun sebagai pelaku yang
kekurangan dana (debitor). Bagi Investor akan sangat membantu memilih
alternatif-alternatif investasi yang lebih menguntungkan, dan bagi debitor akan
berguna dalam mengambil keputusan pembiayaan guna mendanai investasi yang
akan dilakukan agar menghasilkan biaya modal yang murah. Demikian tulisan ini
dibuat, semoga bermanfaat dalam mengambil keputusan investasi maupun pembiayaan.
Daftar pustaka
Brealey, Richard A., Stewart C. Myers, Alan J. Marcus (1999). Fundamental of
Corporate Finance. McGraw-Hill Company.
Emery, Finnerty (1997). Principle of Financial Management. Prentice Hall.
Gitman, Lawrence J. (2000). Principle of Managerial Finance. Addison Wesley
Publishing Company.
http://digilib.stiekesatuan.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptstiek-5ngy4qbbphgcxfuxgv4ewc3glifrvq-christanty-1917
Tidak ada komentar:
Posting Komentar