PSAK
NO. 1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
BAB
1
Pengertian
PSAK
adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan di Indonesia. PSAK
digunakan sebagai pedoman akuntan untuk membuat laporan keuangan.
PENDAHULUAN
Tujuan
01.
Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan
umum (general purpose financial statements) yang selanjutnya
disebut ‘laporan keuangan’ agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan
periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini
mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporan
keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan.
Ruang
Lingkup
02.
Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan
ini tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas
syariah.
03.
PSAK lainnya mengatur persyaratan pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
transaksi tertentu dan peristiwa lainnya.
04.
Pernyataan ini tidak diterapkan bagi struktur dan isi laporan keuangan interim ringkas
yang disusun sesuai dengan PSAK 3: Laporan Keuangan Interim. Namun,
paragraf 13- 33 diterapkan bagi laporan keuangan interim tersebut. Pernyataan
ini berlaku bagi seluruh entitas, termasuk entitas yang menyajikan laporan
keuangan konsolidasian dan laporan keuangan terpisah sebagaimana diatur dalam
PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasi.
Definisi
05.
Berikut adalah istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Laporan
keuangan bertujuan umum (selanjutnya disebut sebagai ’laporan keuangan’) adalah
laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pengguna laporan.
Ketidakpraktisan.
Penerapan suatu persyaratan dianggap tidak praktis jika entitas tidak dapat
menerapkannya setelah melakukan usaha yang memadai.
Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, yang terdiri dari:
(a)
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK);
(b)
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).
Material.
Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-pos laporan
keuangan adalah material jika, baik secara sendiri-sendiri maupun bersamasama,
dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan. Materialitas
tergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian dalam mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat tersebut dengan memerhatikan kondisi terkait. Ukuran
atau sifat dari pos laporan keuangan tersebut, atau gabungan dari keduanya,
dapat menjadi faktor penentu. Penilaian
apakah suatu kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat dapat memengaruhi keputusan ekonomi dari pengguna
laporan, dan dengan demikian menjadi material, membutuhkan pertimbangan
mengenai karakteristik dari masing-masing pengguna laporan tersebut. Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 25 menyatakan
bahwa ‘pengguna laporan keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai
tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar.’ Oleh karena itu, penilaian tersebut
perlu memerhatikan bagaimana pengguna laporan dengan karakteristik tersebut
diharapkan terpengaruh dalam membuat keputusan ekonomi.
Catatan
atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan
atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendaptan
komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan
ekuitas dan laporan arus kas.
Catatan
atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos yang
disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pospos yang
tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.
Pendapatan
komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban (termasuk penyesuaian
reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi dari laporan pendapatan
komprehensif sebagaimana dipersyaratkan oleh SAK lainnya.
Pemilik
adalah pemegang instrumen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.
Laba
rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk komponen-komponen
pendapatan komprehensif lain.
Penyesuaian
reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke bagian laba rugi periode
berjalan yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada periode
berjalan atau periode sebelumnya.
Total
laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang
dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang
dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
Komponen
pendapatan komprehensif lain meliputi:
(a) perubahan dalam surplus
revaluasi (lihat PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19: Aset Tidak Berwujud);
(b) keuntungan dan kerugian
aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui sesuai dengan paragraf 94 PSAK
24: Imbalan Kerja;
(c) keuntungan dan kerugian yang
timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas asing (lihat PSAK 11: Penjabaran
Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing);
(d) keuntungan dan kerugian dari
pengukuran kembali asset keuangan yang dikategorikan sebagai ’tersedia untuk
dijual’ (lihat PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan danPengukuran);
(e) Bagian efektif dari keuntungan
dan kerugian instrument lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas
(lihat PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran)
Tujuan
Laporan Keuangan
07.
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan
keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam
rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai
entitas yang meliputi:
a) aset;
b) laibilitas;
c) ekuitas;
d) pendapatan dan beban termasuk
keuntungan dan kerugian;
e) kontribusi dari dan distribusi
kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan
f) arus kas. Informasi tersebut,
beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan,
membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya,
dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
Komponen
Laporan Keuangan Lengkap
08.
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
(a) laporan posisi keuangan pada
akhir periode
(b) laporan laba rugi komprehensif
selama periode
(c) laporan perubahan ekuitas selama
periode
(d) laporan arus kas selama periode
(e) catatan atas laporan keuangan,
berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya;
dan
(f) laporan posisi keuangan pada
awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan
akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan
keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangannya. Entitas diperkenankan menggunakan judul laporan selain yang
digunakan dalam Pernyataan ini
Karakteristik
Umum
Penyajian
Secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK
13.
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan
arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara
jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi
dan kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam
Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan
pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan
keuangan secara wajar.
14.
Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat pernyataan
secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK tersebut
dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak boleh menyebutkan bahwa
laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan tersebut
telah patuh terhadap semua yang dipersyaratkan dalam SAK.
Dasar
Akrual
25.
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
26.
Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai
aset, laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan)
ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk
unsurunsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan.
Materialitas
dan Agregasi
27.
Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas
menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali
pos tersebut tidak material.
28.
Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau
peristiwa lain yang diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir
dari proses penggabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian dalam laporan
keuangan. Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka dapat digabungkan
dengan pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas
laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan
terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah
dalam catatan atas laporan keuangan.
Saling
Hapus
30.
Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan laibilitas atau
pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh suatu PSAK
Frekuensi
Pelaporan
34.
Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif)
setidaknya secara
tahunan.
Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan
disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari periode satu
tahun, sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan, maka entitas
mengungkapkan:
(a) alasan penggunaan periode
pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek; dan
(b) fakta bahwa jumlah yang
disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan secara keseluruhan
Informasi
Komparatif
36.
Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya
untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan,
kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif
dan deskriptif dari laporan ke uangan periode sebelumnya diungkapkan kembali
jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
Konsistensi
Penyajian
43.
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporanvkeuangan antar periode harus
konsisten kecuali:
(a) setelah terjadi perubahan yang
signifikan terhadap sifat operasi entitas atau review atas laporan keuangan,
terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan
lebih tepat untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan
dan penerapan kebijakan akuntansi dalam PSAK 25; atau
(b) perubahan tersebut diperkenankan
oleh suatu PSAK
PERNYATAAN
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.2
LAPORAN
ARUS KAS
Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan 2 (revisi 2009) : Laporan Arus Kas terdiri paragraph
1-53. PSAK 2 (revisi 2009) dilengkapi dengan lampiran yang bukan merupakan
bagian dari PSAK 2 (revisi 2009). Seluruh paragraph tersebut memiliki kekuatan
mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring
mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 2 (revisi 2009) nharus dibaca dalam
konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan penyajian Laporan
Keuangan. PSAK 25 (revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi dan Kesalahan memberikan dasar memilih dan menerapkan kebijakan
akuntansi ketika tidak ada panduan yang eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib
diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.
PENDAHULUAN
Tujuan
Informasi
tentang arus kas entitas berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai
dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas
serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam
proses pengambilan keputusan ekonomi, pengguna perlu melakukan evaluasi
terhadap kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta
kepastian perolehannya.
Tujuan
Pernyataan ini adalah memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan
historis dalam kas dan setara kas dari suatu entitas melalui leporan arus kas
yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan selama suatu periode.
Ruang
Lingkup
Entitas
menyusun laporan arus kas sesuai persyaratan dalam Pernyataan ini dan
menyajikan laporan tersebut sebagai begian tidak terpisahkan dari laporan
keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.
Pengguna
laporan keuangan entitas berkepentingan untuk mengetahui bagaimana entitas
berkepentingan untuk mengetahui bagaimana entitas menghasilkan dan menggunakan
kas dan setara kas. Hal tersebut bersifat umum dan tidak bergantung pada
aktivitas entitas serta apakah kas dapat dipandang sebagai produk entitas
seperti yang berlaku di lembaga keuangan. Pada dasarnya,entitas memerlukan kas
dengan alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas penghasil
pendapatan utama (revenue-producing activities). Entitas membutuhkan kas untuk
melaksanakan usaha, melunasi kewajiban, dan membagikan dividen kepada investor.
Oleh karena itu Pernyataan ini mensyaratkan semua entitas menyajikan laporan
arus kas.
Manfaat
Informasi Arus Kas
Jika
digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lainnya, maka
laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan
pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam asset neto entitas, struktur
keuangannya (termasuk likuiditas & solvabilitas) dan kemampuannya
mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap
keadaan dan peluang yang berubah. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan
entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan emmungkinkan pengguna
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai kini arus kas masa
depan dari berbagai entitas. Infromasi tersebut juga meningkatkan
juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai
entitas karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang
berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Informasi
arus kas historis sering digunakan sebagai indicator dari jumlah, waktu, dan
kepastian arus kas masa depan. Disamping itu, informasi arus kas historis juga
berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah
dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus
kas neto serta dampak perubahan harga.
Definisi
Berikut
adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini :
Aktivitas
investasi adalah
perolehan dan pelepasan asset jangka panjang serta investasi lain yang tidak
termasuk setara kas.
Aktivitas
operasi adalah
aktivitas penghasil utama pendapatan entitas dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Aktivitas
pendanaan adalah
aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi
modal dan pinjaman entitas.
Arus
kas adalah arus masuk dan arus keluar
kas dan setara kas.
Kas
terdiri atas
saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposits).
Setara
kas (cash equivalent)
adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan yang dengan
cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki
risiko perubahan nilai yang tidak signifikan.
Kas
dan Setara Kas
Setara
Kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi
atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan sebagi setara kas, suatu investasi
harus segera dapat dirubah menjadi kas, dalam jumlah yang dapat ditentukan dan
memiliki resiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Karenanya, suatu
investasi pada umumnya memenuhi syarat sebagai setara kas, hanya jika akan
segera jatuh tempo dalam waktu, misalnya tiga bukan atau kurang sejak tanggal
perolehannya. Investasu dalam bentuk saham tidak termasuk setara kas, kecuali
substansi investasi saham tersebutadalah setara kas, misalnya saham preferen
yang diperoleh dalam suatu periode singkat dari jumlah jatuh tenponya dan
tanggal penebusan telah ditentukan.
Pinjaman
bank pada umumnya termasuk aktivitas pendanaan. Namun demikian, cerukan (bank
overdraft) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan kas entitas.
Dalam keadaan tersebut, cerukan termasuk komponen kas dan setara kas.
Karakteristik dari pengaturan perbankan tersebut mengakibatkan saldo bank
kadang kala berfluktuatif dari saldo positif ke posisis penarikan berlebih.
Arus
kas tidak termasuk mutasi di antara pos-pos yang termasuk dalam kas atau setara
kas, karena komponen tersebut lebih merupakan bagian dari pengelolaan kas
entitas dan bukan sebagai bagian dari aktivitas operasi, investasi, dan
pendannaan. Pengelolaan kas termasuk investasi kelebihan kas pada setara kas.
PENYAJIAN
LAPORAN ARUS KAS
Laporan
arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan
menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Entitas
menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan
cara yang paling sesuai dengan bisnisnya. Klasifikasi menurut aktivitas
memberikan informasi yang memungkinkan pengguna untuk menilai pengaruh
aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan entitas serta terhadap jumlah kas
dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi
hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.
Suatu
transaksi tunggal dapat meliputi beberapa arus kas yang diklasifikasikan ke
dalam lebih dari satu aktivitas. Misalnya, jika pelunasan pinjaman bank meliputi
pokok pinjaman dan bunga, maka unsure bunga dapat diklasifikasikan sebagai
aktivitas operasi dan unsure pokok pinjaman diklasifikasikan sebagai aktivitas
pendanaan.
Aktivitas
Operasi
Jumlah
arus aks yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indicator utama untuk
menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk
melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar dividen, dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Informasi
tentang unsur tertentu arus kas historis, bersama dengan informasi lain,
berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Arus
kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama
pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal
dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi
neto. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas opearsi adalah :
- Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa;
- Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain;
- Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
- Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan;
- Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lain;
- Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak pengahasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi; dan
- Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan (dealing).
Beberapa
transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan keuntungan
atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi. Arus kas yang terkait dengan
transaksi tersebut marupakan arus kas dari aktivitas inveatsi. Akan tetapi,
pembayran kas untuk pabrikasi atau memperoleh asset yang dimiliki untuk dijual
asalah arus kas dari aktivitas operasi. Penerimaan kas dari rental dan
penjualan asset tersebut diakui sebagai arus kas dari aktivitas operasi.
Entitas
dapat memiliki efek dan pinjaman yang diberikan (securities and loans) untuk
tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, yang dalam hal ini dapat
dipersamakan dengan persediaan yang khusus dibeli untuk dijual kembali.
Oleh karena itu, arus kas yang berasal dari pembelian dan diperdagangkan
tersebut diklasifikasikan sebgaai aktiviats operasi. Sama halnya dengan
pemberian kredit oelh lembaga keuangan, pada umumnya diklasifikasikan sebagai
aktivitas operasi, karena berkaitan dengan aktivitas penghasil utama pendapatan
lembaga keuangan tersebut.
Aktivitas
Investasi
Pengungkapan
terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah penting karena
kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang
dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas asa depan. Beberapa contoh
arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah :
- Pembayaran kas untuk membeli asset tetap, asset tidak berwujud, dan asset jangka panjang lain termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan asset tetap yang dibangun sendiri;
- Penerimaan kas dari penjualan asset tetap, asset tidak berwujud, dan asset jangka panjang lain;
- Pembayaran kas untuk membeli instrument utang atau instrument akuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama (selain pembayaran kas untuk instrument yang dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjualbelikan)
- Penerimaan kas dari penjualan instrument utang dan instrument ekuitas lain dan kepemilikan ventura bersama (selain penerimaan kas dari instrument yang dianggap setara kas atau instrument yang dimilki untuk diperdagangkan atau diperjualbelikan)
- Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);
- Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diebrikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);
- Pembayaran kss sehubungan dengan kontrak future, forward, opsi dan swap, kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan , atau jika pembayraan tersebut diklasifiksikan sebagai aktivitas pendanaan; dan
- Penerimaan kas dari kontrak future, forward, opsi dan swap, kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Jika
suatu kontrak dimaksudkan untuk lindung nilai posisi arus kas terindentifkasi,
maka arus kas dari kontrak tersebut diklasifikasikan dengan cara yang sama
seperti arus kas dari posisi yang dilindungi nilainya.
Aktivitas
Pendanaan
Pengungkapan
terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah penting karena
berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyelia
modal entitas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan
adalah :
a.
Penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrument modal lain
b.
Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham entitas;
c.
Penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dna pinjaman
jangka pendek dan jangka panjang lain;
d.
Pelunasan pinjaman;
e.
Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo liabilitas yang berkaitan
dengan sewa pembiayaan.
PELAPORAN
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Entitas
melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari
metode berikut :
a.
Metode langsung; dengan metode ini kelompok utama dari penerimaankas bruto dan
pengeluaran kas bruto diungkapakan; atau
b.
Metode tidak langsung ; dengan metode ini laba atau rugi neto disesuaikan
dengan mengoraksi pengaruh dari transaksi nonkas, penangguhan atau akrual dari
penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan amsa depan, dan
unsur penghasilan atau beban yang tekait dnegan arus kas investasi atau
pendanaan
Entitas
dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan
metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam
mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan oleh metode tidak
langsung. Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan
kas bruto dan pengeluaran kas bruti dapat diperoleh :
a.
Dari catatan akuntansi entitas ; atau
b.
Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain dalam
laporan laba rugi komprehensif untuk :
i.
Perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode berjalan;
ii.
Pos bukan kas lain; dan
iii.
Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Dalam
metode ini tidak langsung, arus kas neto dari aktivitas operasi ditentukan
dengan menyesuaikan laba atau rugi neto pengaruh:
a.
Perubahan persediaan, piutang usaha, serta utang usaha selama periode berjalan;
b.
Pon nonkas, seperti penyusutan, provisi, pajak tangguhan, keuntungan dan kerugian
mata uang asing yang belum direalisasikan, serta laba entitas asosiasi yang
belum didistribusikan; dan
c.
Semua pos lain yang berkiatan dengan arus kas inveastasi atau pendanaan.
Sebagai
alternatif, arus kas neto dari aktivitas operasi dapat dilaporkan berdasarkan
metode tidak langsung dengan emnyajikan pendapatan dan beban yang diungkapkan
dalam laporan laba rugi komprehensig serta perubahan dalam persediaan, piutang
usaha, dan utang usaha selama periode.
PELAPORAN
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI DAN PENDANAAN
Entitas
melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran
kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan, kecuali arus kas
yang dijelaskan di paragraph 21 & 23 dilaporkan atas dasar arus kas neto.
PELAPORAN
ARUS KAS ATAS DASAR ARUS KAS NETO
Arus
kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan berikut ini
dapat dilaporkan dengan dasar arus kas neto :
- Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan pelanggan jika arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas entitas; dan
- Penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat, jumlah yang besar, dan dengan jangka waktu singkat.
Beberapa
contoh penerimaan dan pembayaran kas sebagaimana dijelaskan di paragraph 21 (a)
adalah :
- Penerimaan dan pembayaran rekening giro;
- Dana pelanggan yang dikelola oleh entitas investasi; dan
- Rental yang ditagih oleh pengelola untuk kepentingan dari, dan selanjutnya disetor kepada, pemilik property.
Beberapa
contoh penerimaan dan pengeluaran kas sebagaimana dijelaskan di paragraph 21
(b) adalah pembayaran dan penerimaan :
- Jumlah pokok transaksi kartu kredit nasabah;
- Pembelian dan penjualan investasi; dan
- Pinjaman jangka pendek lain, misalnya, pinjaman dengan jangka waktu jatuh tempo dalam tiga bulan atau kurang.
Arus
kas yang berasal dari aktivitas lembaga keuangan berikut ini dapat dilaporkan
dengan dasar arus kas neto :
a.
Penerimaan dan pembayaran kas sehubungan dengan penerimaan dan pembayaran kembali
deposito berjangka dengan jatuh tempo yang tetap;
b.
Penempatan dan penarikan deposito pada dan dari lembaga keuangan lain; dan
c.
Pemberian dan pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada nasabah.
ARUS
KAS DALAM MATA UANG ASING
Arus
kas yang berasal dari transaksi mata uang asing dibukukan dalam mata uang
fungsional entitas dengan mengalikan jumlah mata uang asing tersebut dengan
nilai tukar antara mata uang fungsional dengan mata uang asing pada tanggal
transaksi arus kas.
Arus
kas entitas anak di luar negeri dijabarkan berdasarkan nilai tukar anatar mata
uang fungsional dengan mata uang asing pada tanggal transaksi arus kas.
Arus
kas dalam mata uang asing dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan PSAK 10
tersebut memperkenankan digunakannya nilai tukar yang mendekati nilai tukar
actual. Misalnya, nilai tukar rata-rata untuk periode yang bersangkutan dapat
digunakan untuk membukukan transaksi dalam mata uang asing atau penjabaran arus
kas entitas anak di luar negeri. Akan tetapi, PSAK 10 tidak mengijinkan
digunakannya nilai tukar pada akhir periode pelaporan untuk menjabarkan laporan
arus kas anak entitas luar negeri.
Keuntungan
dan kerugian yang belum direalisasi yang timbul akibat perubahan nilai tukar
mata uang asing bukan merupakan arus kas. Namun demikian, pengaruh perubahan
nilai tukar atas kas dan setara kas dalam mata uang asing dilaporkan dalam
laporan arus kas untuk merekonsiliasikan saldo awal dan akhir dari kas dan
setara kas. Jumlah selisih kurs tersebut disajikan terpisah dari arus kas
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, dan termasuk perbedaan, jika ada,
seandainya arus kas tersebut telah dilaporkan dengan nilai tukar pada akhir
periode.
BUNGA
DAN DEVIDEN
Arus
kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan, masing-masing
diungkapkan secara terpisah. Masing-masing diklasifikasikan secara konsisten
atar periode sebagai akyivitas operasi, investasi, atau pendanaan.
Jumlah
bungan yang dibayarkan selama suatu periode diungkapkan dalam laporan arus kas baik
yang telah diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi maupun yang
dikapitalisasi sesuai PSAK 26 (revisi 2008): Biaya Pinjaman.
Bunga
yang dibayarkan serta bunga dan dividen yang diterima oleh lembaga keuangan
biasanya diklasifikasikan sebagai arsu kas operasi. Namun demikian, bagi
entitas lain belum ada kesepakatan mengenai klaisfikasikan arus kas ini.
Bunga yang dibayarkan serta bunga dan dividen yang diterima dapat
diklasifikasikan sebagai arus kas karena mempengaruhi laba atau rugi. Sebagai
alternatif, bunga yang dibayarkan seta bunga dan dividen yang diterima dapat
diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan dan arus kas investasi karena
merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan atau sebagai imbal hasil
investasi.
Dividen
yang dibayarkan dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena
merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternative, dividen
yang dibayarkan dapat diklasifikasikan sebagai komponen arus kas dari
aktivitas operasi dengan maksud membantu pengguna dalam menilai kemampuan
entitas membayar dividend ari arus kas operasi.
PAJAK
PENGHASILAN
Arus
kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan diungkapkan secara terpisah dan
diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas operasi kecuali jika secara
spesifik dapat diidentifikasikan sebagai aktivitas pendanaan dan
investasi.
Pajak
penghasilan dikenakan atas transaksi yang menghasilkan arus kas yang
diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, atau pendanaan dalam
laporan arus kas. Walaupun beban pajak penghasilan dapat dengan mudah
diidentifikasikan dengan aktivitas investasi atau pendanaan, namun arus kas
yang bersangkutan sering kali tidak mudah diidentifikasikan dan dapat terjadi
dalam periode yang berbeda dengan transaksi arus kas yang mendasarinya. Oleh
karena itu, pajak yang dibayarkan biasanya diklasifikasikan sebagai arsu kas
dari aktivitas operasi. Namun demikian, jika arus kas pajak tersebut dapat
diidentifikasikan dnegan transaksi individual yang menimbulkan arus kas, maka
arus kas tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan atau investasi,
sesuai dengan jenis aktivitas tersebut. Jika arus kas pajak dialokasikan pada
lebih dari satu jenis aktivitas, maka jumlah keseluruhan pajak yang dibayar
diungkapkan.
INVESTASI
PADA ENTITAS ANAK, ENTITAS ASOSIASI, DAN VENTURA BERSAMA
Jika
akuntansi untuk investasi pada entitas atau entitas anak dibukukan dengan
menggunakan metode ekuitas atau metode biaya, maka investor membatasi
pelaporannya dalam laporan arus kas hanya pada arus kas yang terjadinya antara
investor dan investee, misalnya jumlah dividend an uang muka yang diterima.
Entitas
yang melaporkan bagian partisipasinya dalam pengendalian bersama entitas (lihat
PSAK 12 (revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama)
menggunakan konsolidasi proporsional, melaporkan dalam laporan arus kas
konsolidasian bagian proporsionalnya dari arus kas pengendalian bersama
entitas. Entitas yang melaporkan bagian partisipasi nya dengan menggunakan
metode ekuitas memasukkan dalam laporan arus kasnya, arus kas atas investasinya
dalam pengendalian bersama entitas serta distribusi dan pembayran atau
penerimaan lain antara entitas tersebut dengan pengendalian bersama entitas.
PERUBAHAN
KEPEMILIKAN DALAM ENTITAS ANAK DAN BISNIS LAIN
Keseluruhan
arus kas yang berasal dari perolehan dan kehilangan pengendalian atas
entitas anak atau bisnis lain disajikan secara terpisah dan
diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi.
Entitas
menggunakan hal-hal berikut secara keseluruhan, sehubungan dengan perolehan dan
kehilangan pengendalian atas entitas anak dan bisnis lain selama suatu periode
:
a.
Jumlah imbalan yang dibayarkan atau diterima;
b.
Porsi imbalan yang merupakan kas dan setara kas;
c.
Jumlah kas dan setara kas pada entitas anak atau bisnis lain dimana
pengendalian diperoleh atau hilang; dan
d.
Jumlah asset dan liabilitas selain kas atau setara kas pada entitas anak atau
bisnis lain dimana pengendalian diperoleh atau hilang, diikhtisarkan
berdasarkan kategori utamanya.
Penyajian
tersendiri pengaruh arus kas dari perolehan dan kehilangan pengendalian atas
entitas anak dan bisnis lain sebagai pos tunggal, bersama-sama dengan
pengungkapan tersendiri atas jumlah asset dan liabilitas yang diperoleh atau
dilepaskan, akan membantu membedakan arus kas tersebut dengan arus kas yang
berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan lainnya. Pengaruh arus
kas atas kehilangan pengendalian tidak bisa dikurangkan dari arus kas untuk
memperoleh pengendalian.
Jumlah
keseluruhan kas yang dibayarkan atau diterima untuk memperoleh atas kehilangan
pengendalian entitas anak atau bisnis lain dilaporkan dalam laporan arus kas,
berdasarkan kas dan setara kas neto yang diperoleh atau dilepaskan sebagai
bagian dari transaksi, peristiwa atau perubahan lingkungan.
Arus
kas yang timbul dari perubahna kepemilikan kepentingan pada entitas anaka yang
tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian diklasifikasikan sebagai arus kas
dari aktivitas pendanaan.
Perubahan
kepemilikan atas entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian,
misalnya akibat pembelian atau penjualan kemudian instrument ekuitas entitas
anak oleh entitas induk, dicatat sebagai transaksi ekuitas (lihat PSAK 4
(revisi 2009): Laporan keuangan Konsolidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri).
Sesuai dengan hal tersebut, arus kas yang berasal dari transaksi tersebut
diklasifikasikan dengan cara yang sama sebagaimana transaksi lain dengan
pemilik yang dijelaskan di paragraph 16.
TRANSAKSI
NONKAS
Transaksi
investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas atau setara kas
tidak termasuk dalam laporan arus kas. Transaksi tersebut diungkapkan pada
bagian lain dalam laporan keuangan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
semua informasi yang relevan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan
tersebut.
Beberapa
aktivitas investasi dan pendanaan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
arus kas periode berjalan meskipun mempengaruhi struktur asset modal entitas.
Tidak dimasukkannya transaksi nonkas dalam laporan arus kas ini konsisten
dengan tujuan laporan arus kas karena transaksi tersebut tidak mepengaruhi arus
kas dalam periode berjalan.
Beberapa
contoh transaksi nonkas adalah :
a.
Perolehan asset secara kredit atau melaui sewa pembiayaan
b.
Akuisisi suatu entitas melalui emisi saham; dan
c.
Konversi utang menjadi modal
KOMPONEN
KAS DAN SETARA KAS
Entitas
mengungkapkan komponen kas dan setara kas serta menyajikan rekonsiliasi jumlah
tersebut dalam laporan arus kas dengan pos yang sama yang disajikan dalam
laporan posisi keuangan.
Oleh
karena keanekaragaman praktik pengelolaan kas dan pengaturan perbankan dan agar
sesuai PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian laporan Keuangan , entitas mengungkapkan
kebijakan dalam menentukan komponen kas dan setara kas.
Pengaruh
setiap perubahan dalam kebijakan untuk menentukan komponen kas dan setara kas,
misalnya perubahan dalam klasifikasi instrument keuangan yang sebelumnya
diperlakukan sebagai bagian dari portofolio investasi entitas, dilaporkan
sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009) : kebijakan Akuntanso, Perubahan estimasi
Akumulasi dan Kesalahan.
PENGUNGKAPAN
LAIN
Entitas
mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara kas yang signifikasn yang tidak dapat
digunakan oleh kelompok usaha, beserta pendapat menajemen.
Dalam
keadaan tertentu saldo kas dan setara kas yang dimiliki oleh entitas tidak
dapat digunakan oleh kelompok usaha. Misalnya, saldo kas dan setara kas milik
entitas anak yang beroperasi di suatu Negara yang memberlakukan control lalu
lintas devisa atau pembatasan hukum lain sehingga saldo kas tersebut tidak
dapat digunakan oelh entitas induk atau entitas anak lainnya.
Informasi
tambahan yang relevan mungkin berguna dalam memahami posisi keuangan dan
likuiditas entitas. Pengungkapan informasi ini, bersama dengan pendapat
menajemen, diajurkan dan mencakup :
a.
Jumlah fasilitas pinjaman yang belum digunakan yang mungkin tersedia untuk
aktivitas operasi masa depan dan untuk menyelesaikan komitmen modal, dengan
mengidentifikasikan pembatasan penggunaan fasilitas ini ;
b.
Jumlah keseluruhan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
yang terkait dengan kepemilikan dalam ventura bersama yang dilaporkan dengan
menggunakan konsolidasi proporsional;
c.
Jumlah keseluruhan arsu kas yang mencerminkan peningkatan kapasitas operasi
yang terpisah dari arus kas yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas
operasi; dan
d.
Jumlah arus kas yang timbul dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
daris etiap segmen yang dilaporkan (lihat PSAK 5 (revisi 2009) : Segmen
Operasi).
Pengungkapan
terpisah arus kas yang mencerminkan peningkatan kapasitas operasi dan arus kas
yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas operasi berguna bagi pengguna
untuk menentukan apakah entitas melakukan investasi secara memadai dalam
pemeliharaan kapasitas operasinya. Entitas yang tidak berinvestasi secara
memadai dalam pemeliharaan kapasitas operasinya mungkin akan merugikan
profitabilitas di masa depan, hanya untuk mempertahankan likuiditas dan distribusi
untuk pemilik pada saat ini.
Pengungkapan
arus aks secara segmen memungkinkan pengguna untuk memperoleh pemahaman yang
lebih baik mengenai hubungan antara arus kas bisnis keseluruhan dan bagian
komponenya serta ketersediaan dan keragaman arus kas secara segmen.